2 Kwintal Gunungan Getuk Jadi Rebutan Warga Magelang
BNews—MAGELANG— Rangkain Hari Jadi Kota Magelang ke 1113 berakhir meriah, di alun alun Kota Magelang, pagi tadi. Grebeg getuk yang sudah menjadi tradisi tiap tahunnya dibanjiri warga.
Tahun ini sedikitnya 2 kwintal getuk yang diletakkan dalam bentuk gunungan diperbutkan warga. Mereka Nampak antusias memperebutkan getuk dan juga hasil bumi warga.
Warga beranggapan yang bias memakan getuk dari gunungan tersebut akan diberikan keberuntungan. Sehingga, kedepannya memiliki kehidupan yang lebih baik.
Sebelum Grebeg Getuk dimulai, terlebih dahulu
dilaksanakan pawai kereta kencana oleh Walikota Magelang beserta jajaran
Muspida Kota Magelang. Rombongan diarak dari Gedung
PDAM menuju Alun-Alun Kota Magelang.
Sementara itu, dua gunungan gethuk lanang dan
wedok berada di halaman Masjid Agung Kota Magelang. Adapun Gunungan gethuk
lanang setinggi 3,5 meter dan gunungan gethuk wedok setinggi 2,5 meter. Gethuk
yang diproduksi secara tradisonal maupun pabrikan dibuat gunungan.
“Dua gunungan gethuk ini
dibuat sejak habis Magrib sampai tadi jam 6 pagi. Gunungan gethuk lanang
setinggi 3,5 meter digotong 10 orang, sedang gunungan gethuk wedok setinggi 2,5
meter digotong 8 orang,” kata Bejo, pembuat gunungan.
Wali Kota Magelang Sigit
Widyonindito mengatakan, hari ini melakukan prosesi Grebeg Gethuk rangkaian
Hari Jadi ke-1.113 Kota Magelang. Grebeg Gethuk ini setiap tahun
diselenggarakan.
“Hari ini, kita mengadakan prosesi Grebeg
Gethuk rangkaian Hari Jadi Kota Magelang. Yang tidak terasa sudah memasuki usia
ke-1.113 pada tahun 2019. Sudah, seperti biasanya Grebeg Gethuk setiap tahun
kita selenggarakan,” kata Sigit.
“Setelah kita menghelat
pemilu pada 17 April lalu, aman, damai, tertib, jurdil, nah ini dalam rangka
untuk meramaikan. Sekaligus filosofi Kota Magelang adalah identik dengan
gethuk, maka kira kirab tidak lain mengenalkan kepada dunia luar. Harapan saya
menjadi daya tarik, menjadi destinasi wisata bagi perkembangan Kota
Magelang,” katanya.
Untuk gethuk yang diperebutkan, kata dia, gethuk
yang diperebutkan bukan dalam hitungan kilogram, namun kuintal.
“Ya, tidak kilogram, tapi kuintal itu. Yang
spontanitas ada 2 kuintal. Nanti teman-teman yang lain-lainnya yang
sentra-sentra juga mengeluarkan ingin menampilkan juga supaya dikenal oleh
masyarakat luas, baik pabrikan maupun tradisional,” ujar Sigit. (bn1)