BNews—NASIONAL—Sebanyak 43,3 juta orang telah mendaftar Kartu Prakerja. Dari jumlah tersebut, hingga gelombang ke-11 sudah terjaring 5,6 juta penerima manfaat.
Para pendaftar Kartu Prakerja disebut jumlahnya sama dengan seperempat jumlah usia produktif. Atau 43,3 juta dari 183 juta orang usia produktif.
”Membludaknya pendaftar menunjukkan besarnya kepercayaan masyarakat pada program pemerintah ini,” kata Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono, Selasa (17/11).
Dari jumlah itu, terjaring 5,6 juta penerima manfaat setelah melalui proses verifikasi dan randomisasi yang dilakukan dalam sebelas angkatan. Edy mengungkapkan, Kartu Prakerja merupakan program baru yang diminati dan tersebar di 514 kabupaten/ kota di Indonesia.
“Sementara peningkatan jumlah pendaftar ini makin tinggi sejalan dengan perbaikan tata kelola Kartu Prakerja. Program ini sempat tersendat pada awal pelaksanaan, namun pengelola melakukan perbaikan setelah mendapat masukkan dari berbagai pihak,” terangnya.
Ia menjelaskan, Kartu Prakerja merupakan program ’end to end’ yang dijalankan secara digital dan dari sisi proses sangat efisien. Ada tiga nilai lebih lainnya dari program Kartu Prakerja.
Pertama, Kartu Prakerja terbukti mendorong kebekerjaan. Dari peserta Kartu Prakerja yang pada saat mendaftar berstatus belum bekerja, 30 persen diantaranya berubah status menjadi pekerja (termasuk wirausaha).
”Data ini didapatkan melalui tiga kali survei,” jelasnya.
Kartu Prakerja juga mendorong adanya inklusi keuangan, terutama bagi 27 persen atau 672 ribu orang yang tidak punya rekening bank atau e-wallet. Hal ini terkait dengan pembayaran insentif yang dilakukan melalui transfer bank atau e-wallet.
”Ketiga, Kartu Prakerja mampu mendorong kewirausahaan. Jumlah ini terus meningkat menjadi 18 persen pada survei kedua dan 25 persen pada survei ketiga,” urainya.
”Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pertumbuhan peserta yang berwirausaha tidak semata-mata karena dampak covid,” imbuh dia. (han)