Ahli Vulkanologi Sebut Gunung Merapi Akan Sering Erupsi

BNews–JOGJA– Beberapa hari terakhir Gunung Merapi sering terjadi erupsi dengan skala sedang dan durasi pendek. Hal tersebut dinilai baik oleh Ahli vulkanologi Surono.

Dia mengatakan sejak erupsi tahun 2010 berakhir, karakter Gunung Merapi akan berubah. “Biasanya, letusan gunung yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah ini akan selalu diakhiri dengan pembentukan kubah lava. Kemudian nantinya akan terjadi guguran kubah, diikuti awan panas guguran dan ini namanya letusan tipe Merapi,” katanya.

Hal itu, lanjutnya disebabkan di mana pun gunung api berada, kalau ada sumbatan lava, lalu sumbatan itu gugur dan terjadi awan panas guguran. “Maka itu disebut dengan Erupsi Tipe Merapi,” jelas pakar yang akrab disapa Mbah Rono seperti yang dikutip kompas.com (29/3/2020).

Surono juga menjelaskan pada erupsi tahun 2010, terjadi eksplosit besar-besaran pada Gunung Merapi. Dengan letusan tipe Merapi yang terjadi saat itu, isi kantong magma gunung ini, telah berkurang akibat letusan besar itu.

“Maka Gunung Merapi memerlukan waktu untuk pengisian ulang (energi), dan di akhir letusan pada 2010, tidak terjadi penyumbatan lava. Sehingga sistem letusan dari Merapi ini relatif terbuka,” imbuhnya.

Ia mengartikannya, sistem letusan yang relatif terbuka ini membuat pembentukan kubah lava relatif rapuh, sehingga Gunung Merapi tidak mampu menghimpun energi yang besar. “Paling (letusan) seperti yang terjadi pada 28 Maret kemarin, dengan kolom abu setinggi 5.000 meter di atas permukaan laut. Kemudian disusul dengan letusan-letusan kecil,” ungkap Surono.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Lebih lanjut Surono menjelaskan karakter yang berubah dari Gunung Merapi, bukan hanya letusan saja. Akan tetapi juga tanda-tanda dari aktivitas vulkanik dari gunung api teraktif di Indonesia ini.

“Saya berharap, selama sistem (letusan) ini tidak berubah, maka letusan-letusan seperti (yang terjadi 28 Maret) ini akan sering terjadi,” papar mantan Kepala PVMBG ini.

Saat ini, status Gunung Merapi dinyatakan berada di Level II atau waspada. Terkait hal ini, Surono mengatakan status tersebut menunjukkan aktivitas dari gunung api.

“Status ini bukan untuk meramalkan seberapa besar letusan dari gunung api tersebut. Tetapi agar masyarakat tahu bahwa aktivitas gunung api seperti itu dan menjelaskan risikonya,” jelas Surono.

Kendati demikian, Surono menegaskan sejauh ini karakter Gunung Merapi belum berubah. Kubah lava masih rapuh, sehingga gunung ini, kata dia, tidak seperti Gunung Merapi jelang erupsi 2010, maupun di tahun-tahun sebelumnya.

“Merapi tidak mampu menghimpun energi yang besar, energi yang dihimpun ditransfer dengan cepat menjadi energi letusan. Mudah-mudahan Merapi akan bertahan seperti ini untuk waktu yang lama, sehingga akan sering meletus, tetapi tidak bahaya untuk masyarakatnya,” ungkapnya.

Surono menambahkan dalam waktu dekat ini, tidak ada suatu perubahan yang signifikan pada aktivitas vulkanik Gunung Merapi. “Mungkin letusannya hanya akan begitu-begitu saja. Kecuali, jika terjadi suatu pembentukan kubah lava yang demikian cepat dan menjadi kuat,” paparnya.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Sebab, lanjutnya jika terjadi pembentukan kubah lava yang demikian cepat dan kuat, maka dapat terjadi akumulasi energi yang cukup besar. Apabila terjadi tanda-tanda tersebut, Surono berharap para ahli geologi maupun vulkanologi lainnya dapat segera mengetahuinya.

“Sehingga, para ahli dapat segera memberikan suatu prediksi, proses yang akan terjadi (pada gunung berapi tersebut) dan ancaman bahaya, tujuannya untuk mengurangi risikonya,” jelasnya.

Pada intinya, perubahan itu terjadi dalam waktu yang cepat dan kuat, dengan ditandai beberapa hal. Misalnya dari sisi guguran, deformasi atau perubahan bentuk permukaan Gunung Merapi, seimisitas atau dari gas yang diemisikan.

“Banyak parameter yang harus diamati, mungkin tidak dengan metode-metode klasik yang biasa digunakan untuk mengamati aktivitas erupsi Gunung Merapi seperti sebelumnya,” pungkasnya. (*/Dek)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: