Gerakan Di Rumah Saja : Pasar Muntilan Buka, Tapi Pembeli Sepi
BNews—MUNTILAN— Suasana Pasar Muntilan nampak lengang dari hari biasanya, Sabtu (6/2). Tidak banyak aktivitas antara pedagang dan pembeli saat hari pertama penerapan ’Gerakan Jateng di Rumah Saja’ ini.
Meski pasar tradisional terbesar di Kabupaten Magelang ini tetap buka seperti biasa, namun tidak sedikit pedagang yang memilih libur alias tidak membuka lapak. Selain itu, jumlah pembeli juga menurun drastis.
Pantauan Borobudur News, suasana sepi tidak hanya terjadi di dalam pasar, namun juga terjadi di sekitarnya. Suasana lalu lintas jalan raya agak sepi. Aktivitas lalu lalang kendaraan umum dan pribadi juga berkurang. Sementara pedagang makanan di luar atau sebelah pasar memilih tutup.
Namun, Gerakan Jateng di Rumah Saja sebagai respons atas perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak terlalu dirasakan para pelaku usaha. Bahkan, kebijakan ini malah menjadi berkah. Seperti Nur Kholis, seorang pedagang masakan matengan ’Mbak Lis’ yang mengaku omzet penjualannya meningkat dari hari biasanya.
Sejak buka pukul 05.30 sampai 12.00WIB, perempuan 51 tahun ini sudah memperoleh pendapatan Rp800 ribu dibanding biasanya yang hanya Rp600 ribu. Ia menganggap, ramainya pembeli kali ini karena beberapa penjual nasi lebih memilih tutup.
”Padahal kalau sampai tutup jam 14.00WIB itu biasanya hanya dapat Rp700-800 ribu. Ini baru tengah hari saja sudah melebihi target,” kata warga Dusun Tegal Slerem, Desa Sedayu.
Uniknya dirinya tidak mengetahui jika hari ini dan besok, ada penerapan kebijakan dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Ia mengaku, tidak tahu lantaran tak memiliki telepon selular sehingga tidak update informasi.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
”Kemarin (Jumat), tahu dari polisi patroli. ’… Ekonomi tetap berjalan tapi tanggal 6-7 Februari lebih baik di rumah saja. Kita tidak melarang. Kesadaran sendiri’. Tapi saya tidak paham waktu itu maksudnya apa,” kata Lis, biasa disapa.

Sementara itu, pedagang kelontong Pasar Muntilan di lantai satu LB 109, Puji Lestari, mengaku mengalami menurunan pembeli hingga 50 persen. Namun, omzetnya kali ini tertolong karena ada beberapa lapak yang memilih libur dan tutup lebih awal.
”Alhamdulillah hari ini lumayan pembeli meskipun (pembeli dan omzet) turun 50 persen. Ini saya jam 14.00WIB mau tutup dulu karena sudah tidak ada yang beli lagi,” ungkap perempuan 44 tahun warga Dusun Tambakan Semawung, Desa Sedayu.
Nasib malang justru menimpa pedagang kelontong lain, Martin, yang mengaku tidak ada satupun pembeli yang melarisi keperluan sembako yang dijajakannya. Bahkan, warga Muntilan ini sudah berencana besok, (7/2), tidak akan membuka lapaknya.
”Dari pagi sampai siang ini tidak ada yang beli. Karena pemerintah mewanti-wanti masyarakat tidak boleh keluar rumah. Kalau saya, ya, ngikut saja. Tapi saya berharap kebijakan ini jangan diperpanjang,” pinta pria 56 tahun ini sambil memberesi dagangannya. (han)