Gunung Merapi 18 November Pagi, 3 Suara Guguran dan Asap 20 Meter
BNews—JOGJAKARTA— Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut suara guguran terdengar sebanyak tiga kali dari Gunung Merapi. Catatan tersebut terekam pada periode pengamatan pada Rabu (18/11) pukul 00.00 hingga 06.00 WIB.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, suara guguran di Merapi terdengar keras dari Pos Pengamatan Babadan, Jrakah dan Kaliurang. Yakni dengan intensitas sedang hingga cukup keras pada pukul 04.45 WIB.
”Pada periode pengamatan tersebut, BPPTKG juga mencatat 17 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-65 milimeter selama 13-122 detik,” kata Hanik, Rabu (18/11).
Ia menjelaskan, Merapi juga mengalami enam kali gempa hembusan dengan amplitudo tiga hingga 15 milimeter selama sembilan hingga 39 detik. Kemudian 44 kali gempa fase banyak dengan amplitudo tiga hingga 26 milimeter selama lima hingga 14 detik. Serta sembilan kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 42-75 milimeter selama 16-47 detik.
”Berdasarkan pengamatan visual di puncak Gunung Merapi, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 20 meter di atas puncak kawah,” jelasnya.
”Sementara cuaca di gunung itu berawan dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 15-21 derajat Celsius, kelembaban udara 72-95 persen dan tekanan udara 567-686 mmHg (milimeter air raksa),” sambungnya.
BPPTKG mempertahankan status Merapi pada Level III atau Siaga. Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Termasuk kegiatan pendakian ke puncak Merapi. Pemerintah Kabupaten Magelang, Sleman, Boyolali dan Klaten diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Merapi yang bisa terjadi setiap saat. (han)