Harga Tanah Sekitaran Jalan Tol Jogja Mulai Naik, ini Besarannya
BNews–SLEMAN– Proyek pembangunan jalan terus dalam proses persiapan pembebasan lahan. Namun, lkenaikan harga tanah di sekitar rencana pembangunan jalan tol mulai terjadi.
Warga Tegalrejo Tamanmartani, Kalasan, Sumarno mengatakan kenaikan harga tanah sudah terjadi sejak muncul rencana pembangunan jalan tol Jogja-Solo. Dan mulai naik lagi saat tahu akan di bangun di lokasi tersebut.
Meskipun begitu, katanya, kenaikan yang terjadi masih belum terlalu signifikan. “Kalau ada kenaikan harga tanah itu sudah terjadi, tapi belum signifikan. Artinya (kenaikan harga) masih wajar. Misalnya dari Rp2 juta per meter menjadi Rp2,5 juta per meter hanya naik Rp500.000 per meter,” katanya dikutip Harjo (11/9/2020).
Dikarenakan sudah terjadi kenaikan harga tanah, katanya, maka menjadi hal yang wajar juga jika warga terdampak juga mengharapkan ganti untung akibat proyek jalan tol tersebut. “Makanya kami minta ganti untung itu sebagai pertimbangan adalah lonjakan harga setelah pembayaran tol itu,” ujar dia.
Meskipun begitu, katanya, ia belum mendengar atau menemui adanya makelar tanah sejak rencana pembangunan jalan tol akan melewati dusun tersebut. Apalagi, katanya, sertifikat tanah di lokasi setelah konsultasi publik dilakukan dibekukan agar tidak ada proses jual beli tanah.
“Jadi makelar tanah pasti akan mikir dua kali kalau mau beli tanah di sini. Apalagi warga juga sudah tidak mau (jual),” katanya.
Warga lainnya, Suprapti juga mengakui jika harga tanah di sekitar lokasi mengalami kenaikan. Besaran kenaikan harga tanah, katanya, tergantung dari lokasi tanah yang dijual. “Kalau yang di pinggir jalan tentunya lebih mahal dibandingkan yang jauh dari akses jalan. Saat ini harga per meter sekitar Rp3 jutaan,” katanya.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Terpisah, Gunawan, warga Kadirojo, Purwomartani, mengatakan jika harga jual tanah di pasaran saat ini antara Rp2 juta per meter hingga Rp3 juta permeter. Harga jual tanah tersebut, katanya, juga tergantung lokasi tanah. Semakin ke dalam atau jauh dari akses jalan harganya semakin turun.
“Jadi harga tanah di sini masih wajar meskipun kalau mengacu pada ZNT (zona nilai tanah) harga jual tanah antara Rp2 juta hingga Rp5 juta per meter,” ujar Wawan.
Dukuh Temanggal 2 Purwomartani, Kalasan Ngadiyo mengatakan jika masalah harga tanah diserahkan kepada masing-masing warga. Sebagai perangkat desa, ia tidak ingin terlalu ikut campur soal harga tanah. Warga juga sudah memiliki group WA untuk konsolidasi sebagai media komunikasi dan informasi terbaru mengenai proyek tersebut.
Di wilayahnya ada sekitar 338 bidang tanah yang terdampak pembangunan jalan tol. Warga tetap berharap agar proses ganti untung tetap diberikan agar warga bisa membeli tanah dan membangun rumah kembali. “Bahkan untuk menghindari adanya makelar tanah atau perantara, warga juga sudah terus kami edukasi. Apalagi nanti pembayaran ganti untung akan ditransfer melalui nomor rekening. Jadi lebih aman,” katanya. (*/islh)