Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Ini Hasil Penelitian Cabai Magelang Oleh Balitbangtan RI

BNews-GRABAG— Guna meningkatkan hasil dan kualitas panen cabai, workshop teknologi penekanan kehilangan pascapanen cabai diadakan di aula Balai Desa Sugihmas Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang pagi tadi oleh Balitbangtan RI (8/5). Sebanyak 40 petani yang berasal 12 gabungan kelompok tani (Gapoktan) ikuy dalam acara ini.

 

 

Workshop tersebut merupakan rangkain akhir kegiatan Pilot ASEAN Cooperation Project; Reduction of Postharvest Losses for Agricultural Produces and Products(ASEAN PHL-R) di Indonesia oleh Balai Litbang Pertanian (Balitbangtan) RI bersama PT Agro Indo Mandiri (AIM). “Kegiatan pilot ASEAN PHL-R telah dimuai sejak 6 Februari dan berakhir pada tanggal 23 mei mendatang,”ungkap Peneliti Utama Balitbangtan dan juga Assistant Team Leadher ASEAN PHL-R di Indonesia, S Joni Munarso.

 

Beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya; servey dan penelitian lapangan, eksplorasi teknologi dan implemenatsi teknologi. “Dari implemenatsi teknologi yang kita praktekkan dengan Gapoktan di Desa Sugihmas mencapai hasil yang menggembirakan, dengan bukti para petani cabai mampu menekan atau menurunkan kehilangan pascapanen secara signifikan,” imbuhnya.

 

 

Teknologi yang diterapkan para petani ini mulai dari penggunaan bagan warna cabai sebagai panduan panen oleh petani, penggunaan krat sebagai wadah cabai dalam pengankutan ke pengepul atau pengepak, sistem ozon sebagai antimikroba, pengemasan kardus berperforasi dan penggunaan transportasi berpendingin untuk distribusi jarah jauh.

 

“Dengan pola atau sistem tersebut. Kehilangan hasil panen dapat turun dari 20-30 persen menjadi kurang dari 10 persen. Dengan demikian, hasil yang didapatkan oleh petani lebih banyak lagi,” papar peneliti Balitbangtan RI.

 

“Prinsipnya teknologi yang dilakukan ini untuk meningkatkan produktifitas dan hasil panen cabai yang berkualitas lebih bagus, serta untuk meminimalis angka kehilangan hasil panen cabai,” tegasnya.

 

Joni juga menambahkan, bahwa system ozonisasi bertujuan agar cabai lebih segar dan lebih bertahan lama. “system ini menggunakan pola kombinasi dengan pendingin bisa bertahan sampai 28 hari hingga tiga bulan, adapun tanpa pendingin bisa tahan sampai dua minggu,” pungkasnya. (bsn)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!