Ini Surat Pernyataan Pengungsi Merapi Magelang yang Kembali ke Rumah
BNews—MAGELANG—Ratusan pengungsi Merapi memilih kembali ke rumah masing-masing pada Senin (14/12/2020). Diketahui bahwa mereka mulai mengungsi, usai status aktivitas Gunung Merapi naik dari waspada ke siaga beberapa waktu lalu.
Sebanyak 396 pengungsi kembali ke rumahnya masing-masing yakni 286 orang dari Dusun Babadan 1 dan 40 orang dari Babadan 2, Desa Paten. Serta 70 orang Dusun Banaran dan Godangrejo Desa Keningar Kecamatan Dukun.
Kepulangan para pengungsi tersebut disertai dengan pembuatan surat pernyataan yang berisi tentang alasan mereka kembali ke rumah masing-masing. Salah satunya yakni surat pernyataan yang dibuat oleh warga penyintas Dusun Babadan 1 yang mengungsi di Balai Desa Banyurojo, Mertoyudan.
”Kami dengan sadar tanpa ada paksaan dari pihak manapun menyatakan kepada Bapak Ketua Pengurus TEA Desa Banyurojo bahwa (kami) pulang ke rumah sementara,” tulis perwakilan pengungsi warga Babadan 1, Senin (14/12/2020).
Dalam surat tersebut dijelaskan beberapa alasan yang membuat para pengungsi memilih kembali ke rumah masing-masing. Antara lain yakni, untuk memulihkan perekonomian warga Dusun Babadan 1, Desa Paten, Kecamatan Dukun.
”Membersihkan rumah dan lingkungan yang selama ini kami tinggal. Kemudian mengurusi hewan ternak serta ladang pertanian dan lain-lain terkait masa depan kami,” lanjutnya.
Mereka juga menyatakan bahwa telah sepenuhnya memahami memahami penjelasan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang dan pihak-pihak terkait. Tentang kondisi Gunung Merapi saat ini termasuk konsekuensi atas keputusan kembali ke rumah masing-masing tersebut.
”Apabila kemudian hari terjadi erupsi Gunung Merapi, maka kami siap kembali ke TEA Desa Banyurojo dan mematuhi aturan/anjuran pemerintah,” tulis dia.
Diketahui bahwa surat pernyataan tersebut ditandatangani oleh tujuh perwakilan pengungsi yang merupakan warga Desa Babadan 1.
Download Aplikasi Borobudur News (Klik Disini)
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto menyampaikan bahwa penanganan bencana butuh kerjasama antar semua pihak. Mulai dari pemerintah, dunia usaha, perusahaan, media massa dan masyarakat itu sendiri.
”Hal ini baik masyarakat terdampak maupun masyarakat yang lain. Dalam hal ini pemerintah sudah menjelaskan dan menyampaikan informasi penting tentang kondisi Merapi saat ini. Kemudian fasilitasi pengungsian juga sudah dilakukan,” imbuhnya.
Namun pada perkembangannya dan berbagi keadaan akhirnya masyarakat meminta pulang dengan terlebih dahulu membuat surat pernyataan. ”Kita tidak bisa bersikap fatalistik melarang atau membolehkan mereka pulang. Pilihan terbaik saat ini adalah berada di pengungsian bagi kelompok rentan,” paparnya.
Tambah Edy, saat ini jumlah warga yang masih bertahan di tempat pengungsian sebanyak 234 orang tersebar di tiga titik lokasi. Mereka dari Dusun Babadan 2 Desa Paten, Dusun Trono, Pugeran, Trayem Desa Krinjing. Kemudian Dusun Ngandong Desa Ngargomulyo. (bsn/mta)