Jagongan Lembah Jawa Dwipa Digelar di Ngluwar Magelang
BNews—MAGELANG—Pagelaran pertunjukan Jagongan Lembah Jawa Dwipa (JLJD) tahun 2020 berlangsung meriah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Acara ini dilaksanakan di Pendopo Utama Kantor Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang, Minggu (6/9/2020).
Ketua panitia acara, Dharma Wijaya, mengatakan acara secara virtual ini diselenggarakan oleh Sanggar Dua Atap Ngluwar. Acara dimeriahkan dengan penampilan Tari Lenggot Siwi kemudian Tari Mangastuti. Dilanjutkan penampilan Seni Pitutur Laras Kinanti, Karawitan Anak dan Ada pentas dua Dalang Cilik.
”Kami menggelar acara ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat. Seperti tamu yang masuk ke lokasi acara, di cek suhu tubuhnya dan langsung diarahkan ke tempat cuci tangan. Kami juga menyediakan hand sanitizer, dan penampil diwajibkan menggunakan masker atau face shield,” katanya, Minggu (6/9/2020).
”Untuk acara, dilakukan secara virtual dan setiap penampil yang sudah selesai, mereka kami arahkan untuk langsung pulang. Guna meminimalisir kerumunan,” lanjutnya.
Selain penampilan berbagai kesenian dan budaya, kata Dharma, pihaknya juga memberikan santunan kepada beberapa seniman senior. Yakni para seniman yang masih semangat berkiprah didunia kesenian meskipun dari segi umur sudah tak muda lagi.
”Santunan ini kami berikan kepada seniman yang sudah sepuh tapi masih eksis. Yang sepuh aja masih (semangat berkesenian) kan gitu dan yang paling penting, namanya berkesenian itu, bukan hanya bagaimana mengolah seni tapi juga managemen Roso. Nah itu yang kami buat rujukan meminta masukan dari yang sepuh-sepuh itu,” jelasnya.
Download Aplikasi Borobudur News (Klik Disini)
Lanjut Dharma, acara tahun ini merupakan acara keempat kalinya yang awalnya bernama Jagongan Sentir Lampu. Yakni kegiatan para seniman dan budayawan Magelang Selatan.
”Pada pagelaran ketiga dan keempat ini namanya berubah menjadi Jawa Dwipa karena dikawasan kami berada di sekitar Kecamatan Salam, Ngluwar ternyata banyak ditemukan situs-situs bersejarah dan disinyalir berasal dari jaman Jawa Dwipa artinya jaman Jawa yang dulu,” imbuhnya.
Sementara untuk pagelaran sendiri, lanjutnya, selain nguri-uri budaya juga untuk mengangkat kebersamaan antar komunitas seniman yang ingin bersama-sama kita angkat melalui pertunjukan dan akomodir. ”
Sementara itu hadir staff Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Budhi Pratomo, yang memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. ”Semoga ini menjadi semangat, para seniman dan organisasi kepemudaan untuk jangan putus asa,” ungkapnya dalam sambutan.
Dia meminta, para seniman untuk tetap semangat dan terus berinovasi demi bertahannya budaya yang dimiliki. ”Inilah warna yang dimiliki negeri ini, dengan kaya khasanah budaya dan keindahan alam serta segala macam sejarahnya,” pungkasnya. (mta)