Kala Seniman 17 Negara Tampil di Limanjawi Art House Borobudur
BNews–BOROBUDUR– Limanjawi Art House di Desa Wanurejo Kecamatan Borobudur, sore tadi (16/9), tiba-tiba berubah menjadi ramai. Arak-arakan sejumlah orang menggunakan bendera negara mereka masing-masing jadi magnetnya.
Ada yang membawa bendera Banglades, Belanda, Kanada, Jepang, Korea Selatan, Nepal, Amerika Serikat, Thailand, Taiwan, Romania, Turki, Vietnam. Juga Malaysia, India, Polandia, Filipina, dan Indonesia.
Meski bukan orang indonesia, beberapa diantara mereka mau diarak mengenakan pakaian tradisi jawa. Ada yang memakai kebaya ada yang memakai beskap lengkap dengan blangkonnya. Ada juga yang tetap memakai baju ada negara mereka.
Kegiatan itu, merupakan rangkaian pembukaan dari Borobudur International Art Festival 2019.Pesertanya 35 seniman dari 17 negara.
“Persahabatan dan perdamaian adalah apa yang kita ingin ungkapkan pada tema pameran kali ini. Para seniman dari 17 negara datang membuat karya yang apik yang dapat kita nikmati di Borobudur,” ujar Umar Chusaeni, pemilik Liman Jawi Art House, Senin (16/9) di sela pembukaan pameran.
Umar mengatakan, Borobudur ini dipilih karena telah dikenal sebagai salah satu icon dunia. Borobudur dulu telah menjadi pusat seni budaya dunia. Liman Jawi menjadi salah satu ruang seni yang ada di Borobudur, menjadi wadah seni bagi para seniman lokal dan juga unjuk karya bagi para seniman dunia.
“Kenapa di Borobudur karena Borobudur menjadi salah satu ikon dunia. Dengan melibatkan lebih dari 35 Seniman dari 19 negara, termasuk Indonesia, kita ingin dengan acara seni rupa ini, melalui para seniman internasional ini dapat menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sebuah nilai tradisi dan budaya yang layak diketahui di dunia internasional, Bagaimanapun seniman yang tampil dan hadir, mereka adalah seniman yang punya nama di negara masing-masing dan mewakili Komunitas di negara masing-masing,” tuturnya.
VIDEO PAWAI SENIMAN 17 NEGARA :
Umar mengatakan, melalui kegiatan ini para seniman yang mewakili dalam acara ini nanti akan lebih antusias. Kemudian dapat menggalakkan bidang seni di Indonesia, khususnya di Borobudur. Pameran ini tidak hanya tentang seni saja, karena banyak dari masyarakat dan pelaku pariwisata, diharapkan dapat mempromosikan pariwisata di Borobudur.
“Catatan penting bagi para seniman yang hadir, tak hanya pelaku seni bagi masyarakat umum, pelaku pariwisata bisa menyaksikan karya dari 35 seniman dari 17 negara. Daripada kita jauh-jauh kesana, kita bisa menyaksikan selama dua minggu karya yang dibuat seniman dari berbagai negara di sini,” ujarnya.
Dalam pameran ini, ada 70 karya lukisan dan patung yang dipamerkan. Masing-masing seniman dari 17 negara tersebut. Ada juga karya patung yang dipahat oleh seniman dari Korea. Kemudian, satu karya yang dibuat bersama-sama mewakili para seniman. Para seniman dari tanah air diwakili oleh para pelukis yang juga sudah memiliki nama yakni, Hardiana, Umar Chusaeni, dan Easting Medi.
Sementara itu, kolektor dan pengamat seni, Oei Hong Djien, mengatakan, seni rupa terus mengalami perkembangan. Bahkan di daerah, seni rupa berkembang pesat. Ia pun tak dapat membayangkan, event atau acara seperti ini dapat diselenggarakan di Indonesia, khususnya di Borobudur. Borobudur adalah aset yang luar biasa yang tak dimiliki oleh negara lain, sehingga mesti dimanfaatkan sebaik-baiknya.
“Seni rupa bisa berkembang lebih pesat di daerah kita. Kita tidak bisa membayangkan, event ini bisa diselengarakan di indoensia, di borobudur. Kita punya aset luar biasa, candi borobudur yyang tak dimilii megara lain, kita harus gunakan sebaik-baiknya. Generasi muda kita juga sudah semakin banyak yang menggeluti seni,” tuturnya. (bn1/wan)