Mantap Dusun ini Lockdown, Hidup Warganya Ditanggung Pemdes
BNews–PURBALINGGA– Satu Dusun di Desa Gunugwuled Kecamatan Rembang Kabupaten Purbaligga ini lockdown karena wabah corona. Namun ada yang beda, pihak Pemerintah Desanya memberikan alokasi anggaran untuk warga di dusun tersebut (28/3/2020).
Kepala Desa Gunungwelud Nashirudin Latif membenarkan hal tersebut. “Benar kami lockdown Dusun Bawahan. Hal ini karena salah satu warganya dinyatakan positif setelah hasil swab keluar. Warga tersebut baru pulang dari Jakarta dalam kondisi sakit,” katanya.
Warga menutup akses masuk dan keluar dusun tersebut. Satu-satunya jalan masuk ke dusun dipasang portal untuk menghalau semua kendaraan yang lalu-lalang.
“Hal tersebut dilakukan agar warganya tetap fokus dan taat dengan program social distancing,” imbuhnya.
Latif menceritakan, bahwa warga yang positif tersebut sempat dirawat di Rumah Sakit. Namun setelah dipulangkan dari rumah sakit, pasien itu diminta untuk karantina mandiri selama tiga hari di rumah.
Namun karena budaya solidaritas warga desa yang masih kental, tetangga, sanak saudara dan teman sejawat korban datang menjenguk ke rumah. “Kegegeran terjadi setelah warga mengetahui jika pasien tersebut divonis positif Covid-19. Para pembesuk yang merasa berinteraksi langsung dengan dia khawatir tertular virus,” ungkap Latif.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
“Oleh sebab itu kami secara mandiri melakukan tracking dengan siapa saja korban ini berinteraksi langsung dan menemukan sedikitnya 90 orang dari 30 Kepala Keluarga (KK) di tiga dusun,” ujarnya.
Atas dasar itulah akhirnya Kepala Desa mengambil kebijakan untuk menutup total akses di Dusun Bawahan, tempat tinggal pasien positif. Warga diminta untuk mengisolasi mandiri di dalam rumah hingga 14 hari untuk mencegah penyebaran virus agar tidak menjadi wabah.
“Kami mendapat desakan dari warga untuk mengambil tindakan local lockdown, kami juga sudah konsultasikan kepada Bupati Purbalingga dan mendapat dukungan,” terangnya.
Agar warganya tetap fokus dan taat dengan program social distancing, pemdes akan menanggung biaya hidup warga yang isolasi mandiri sebesar Rp 50.000 per KK per hari. “Biaya hidup dari 30 KK selama 14 hari, jadi total sekitar Rp 21 juta. Akan dialokasikan dari APBDes, tapi dari hasil konsultasi dengan bupati katanya mau di back up,” paparnya.
Latif menyebut, penyaluran bantuan kebutuhan hidup dari desa untuk 30 KK ini akan diberikan dalam bentuk paket sembako. “Kami juga mengimbau masyarakat untuk berhenti menyebarkan hoaks jika pacar pasien masih berkeliaran di luar menularkan virus, pacar pasien positif saat ini ada di rumah dan sedang karantina mandiri,” pungkansya. (*/islh)