Mengenang Masa Kejayaan Gudang Beras Muntilan yang Berdiri Sejak 1975
BNews-MUNTILAN – Sebuah gudang beras terbengkalai di ujung wilayah Kecamatan Muntilan ini. Lokasinya berada di Lingkungan Semampir Kelurahan/ Kecamatan Muntilan. Dahulu saat masih beroperasi, bangunan gudang beras dimanfaatkan bagi warga sekitar.
Kala itu warga menggunakannya sebagai ladang perekonomian. Pabrik milik Pemerintah itu mampu menyerap tenaga kerja dari berbagai wilayah di Muntilan.
Eksistensi keberadaan gudang beras ini bertahan cukup lama. Terbukti, sudah lebih dari 30 tahun pabrik ini beroperasi. Namun perubahan zaman dan perkembangan teknologi, membuat pabrik ini terpaksa tutup.
Bangunan bekas pabrik beras Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini sudah berdiri sejak tahun 1975. Berdasarkan informasi yang dihimpun, gudang bekas penyimpanan dan pengolahan beras ini terpaksa gulung tikar pada tahun 2009.
Salah satu faktor yang membuat pabrik ini berhenti beroperasi yakni keberadaan mobil penggilingan padi yang kini sering kita temui. Bekas bangunan tersebut sempat disewa satu tahun oleh pengusaha batu bata ringan milik seorang Tionghoa pada tahun 2013. Sejak saat itu gudang tersebut tak digunakan lagi.
Kondisi kawasan bangunan seluas kurang lebih satu hektar itu terlihat tak terawat. Lantai bangunan sedikit tergenang air dikarenakan beberapa atap sudah berlubang bahkan banyak yang menggantung di langit-langit. Tembok-tembok sudah terlihat kusam dan dinding tertutup debu.
Bangunan ini memiliki tiga gedung utama, yakni gudang A untuk proses penggilingan padi menjadi beras. Kedua gudang B, berfungsi untuk pengolahan dan pengering. Sedangkan gudang C untuk penyimpanan beras.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Akses masuk ke bekas gudang beras tersebut terhalang tumbuhan yang menjalar dan gerbang masuk yang dipenuhi kawat berduri. Namun, hanya gudang B dan C yang tak terkunci. Sedangkan gudang A sebagai bangunan utama sudah terkunci. Pabrik ini dibiarkan begitu saja tanpa penjaga.
Kini tanah depan area gudang milik PT Pertani (Persero) dimanfaatkan beberapa orang untuk mendirikan warung untuk berdagang. Mereka mengaku sudah cukup lama menempati dan berjualan disana.
Menurut Tanti, 45 yang suaminya merupakan salah seorang mantan karyawan Pabrik Beras tersebut mengatakan, suaminya menjadi karyawan pada tahun 1992 sampai tahun 1995. Kala itu, produksi beras di pabrik itu mampu mendistribusikan hasilnya ke beberapa wilayah di Jawa Tengah.
“Saat itu jumlah karyawannya cukup banyak, sangat ramai. Kalau suami saya dulu tugasnya sebagai Bendahara Material,” kenangnya.
Dirinya juga menceritakan, banyak mesin-mesin atau Onderdil yang hilang selama pabrik sudah tak digunakan. Kini bangunan kuno tersebut tinggal menyisakan mesin tua produksi Denmark tahun 1969 dan pengering padi tradisional.
”Ya namanya juga mesin-mesin seperti itu ya, bisa diambil untuk dijual. Onderdil-onderdil mesin juga sepertinya ada yang hilang,” pungkasnya. (rur/bsn)
Sejarah untuk dikenang. Kejayaan muntilan