Mengungkap Tragedi Sejarah di Palagan Magelang yang Terlupakan
BNews-MAGELANG- Kota Magelang adalah sebuah daerah yang tidak hanya memiliki berbagai objek pariwisata dan keindahan alam, tetapi juga menyimpan sejarah penting kemerdekaan Indonesia.
Tragedi yang jarang diketahui oleh masyarakat adalah Palagan Magelang, salah satu cerita sejarah di Kota Sejuta Bunga ini.
Palagan Magelang terjadi pada tanggal 31 Oktober hingga 2 November 1945, merupakan peristiwa penting setelah proklamasi yang sayangnya tidak begitu populer di kalangan masyarakat.
Kala itu, yang lebih dikenal adalah pertempuran yang terjadi di Semarang, Ambarawa, Bandung, Jogja, dan Surabaya saja.
Peristiwa Palagan Magelang dipicu oleh perobekan plakat merah putih oleh tentara Jepang, yang merupakan tanda kemerdekaan bagi para pemuda Indonesia. Peristiwa ini memicu kehebohan dan pergolakan massa.
Ratusan pemuda Magelang yang mengetahui peristiwa tersebut menuju markas Kempetai Jepang di Jalan Tidar; untuk menuntut pertanggungjawaban tentara Jepang atas perobekan tersebut.
Para pemuda Magelang juga memprovokasi masyarakat untuk bergabung dalam tuntutan mereka.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Namun sayangnya, pertemuan para pemuda Indonesia dengan pimpinan Kempetai tidak menghasilkan kesepakatan yang memuaskan.
Oleh karena itu, para pemuda Indonesia bergerak menuju gedung Nakamura Butai dan melakukan demo.
Pada saat itu, Residen Kedu Raden Pandji Soeroso meminta masyarakat untuk mengibarkan bendera merah putih di puncak gunung Tidar sebagai simbol perlawanan.
Pengibaran bendera merah putih secara resmi dilakukan pada tanggal 25 September 1945 pukul 4 pagi, sebagai upaya untuk mendahului pengibaran bendera Jepang yang biasanya dilakukan pada pukul 6 pagi.
Pada saat yang sama, terjadi penembakan terhadap pemuda Indonesia di markas Kempetai yang mengakibatkan 5 orang tewas. Lima korban tersebut dimakamkan di Taman Pahlawan Giridharmoloyo dan dikenang melalui Monumen Tidar, yang terletak di depan SMK Wiyasa Magelang.
Bulan Oktober juga menjadi saksi dua peristiwa berdarah di Magelang, yaitu penembakan oleh pasukan Inggris; dan Gurkha di SMP N 1 Magelang dan peristiwa penggeledahan dan penembakan di Kampung Ngentak.
Kondisi yang tidak kondusif … (KLIK DISINI UNTUK LANJUT MEMBACA)