Menko PMK Kunjungi Borobudur Di Magelang, Ini Yang Dilakukannya
BNews–MAGELANG-– Wilayah Kabupaten Magelang, tepatnya di Borobudur mendapat kunjungan dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Indonesia, Muhajir Effendy (17/2/2021). Ia melakukan kunjungan kerja sebagai upaya untuk mendorong percepatan pengembangan pembangunan manusia dan kebudayaan di kawasan Borobudur.
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko, Edy Setijono mengatakan bahwa, kawasan Candi Borobudur telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo menjadi kawasan super prioritas. Dimana tentunya dibutuhkan kerjasama antar kementerian dan kelembagaan terkait agar apa yang diharapkan bisa terwujud sesuai target.
“Kami mohon arahan dari Pak Menko PMK agar percepatan target yang disampaikan oleh Bapak Presiden bisa kita wujudkan,” kata, Edy Setijono.
Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid dalam laporannya menyampaikan bahwa, rencana-rencana pembangunan di kawasan Borobudur ini perlu dilengkapi sebuah assessment. Yakni mengenai dampak dari rencana pembangunan itu sendiri terhadap keutuhan situs warisan dunia (Candi Borobudur)
“Ada penataan Akses Borobudur, Pawon, dan Mendut. Dan sekarang dibuatkan akses jalannya, hanya saja memang masih melalui refiew untuk dilihat haritage impactnya; apakah membantu atau justru malah sebaliknya. Selain itu juga ada project lainnya yang sudah dicantumkan dan saat ini sedang melalui refiew tersebut, yang terakhir ini adalah pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah yang akan dibangun di kawasan ini,” jelas, Hilmar Farid.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Muhajir Effendy bahwa, Candi Borobudur tidak hanya dilihat dari aspek fisik; namun di balik Borobudur ini ada situs-situs budaya, situs keagamaan yang harus digali dan direkonstruksi ulang.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
“Saya tidak yakin dulu bahwa candi-candi yang ada di sekitar sini, termasuk Candi Pawon, Candi Borobudur ini tidak memiliki kaitan. Kenapa nenek moyang kita itu membangun candi posisinya seperti itu, pasti ada maksud dan tidak mungkin hanya sekedar pantas-pantas saja. Maka harus dikonstruksi lagi atau direka ulang sehingga kita bisa membangkitkan lagi Borobudur ini sebagai situs ritual dan keagamaan,” tuturnya.
Muhajir Effendy menekankan, apabila nanti harus dilakukan revitalisasi zonasi di kawasan Candi Borobudur harus tidak boleh asal memikirkan indahnya saja, terlebih agar pengunjung yang datang lebih ramai.
“Saya kira itu tidak benar, justru harus mengembalikan seperti dulu awal. Misalnya jangan sampai melakukan penataan apapun sebelum ada penjelasan yang bisa dipertanggung jawabkan, terutama dari segi keagamaan,” tandasnya. (bsn)