Panen Raya Cabai Darmais F1, Karya Inovasi Anak Negeri di Ngablak
BNews–NGABLAK– Petani lereng merbabu panen raya cabai di lahan seluas 1.300 meter persegi, kemarin (3/9/2020). Menariknya, cabai yang dipanen merupakan farian baru yakni jenis Darmais F1.
Mereka adalah petani di Dusun Kragon Desa Madyogondo Kecamatan Ngablak Magelang. Mereka memanen 1000 tanaman cabai di lahar seluas 1300 meter.
Dan hasilnya, bisa dikatakan sangat menggembirakan. “Hasilnya sangat memuaskan, karena buah cabainya besar, 1 kilogram isi 30 – 40 buah. Sedang cabai biasa sekitar 60 – 70 buah cabai per kilogramnya,” kata Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Ade Sri Kuncoro Kusumaningtyas, saat petik bersama Cabai Darmais F1.
Tanaman cabai tersebut ternyata merupakan produk inovasi anak negeri. Dan ternyata mampu menghasilkan cabai berkualitas, dan tanaman cabai Darmais F1 juga tahan penyakit.
“Cabai darmais F1 yang merupakan produk inovasi anak bangsa ini, usia panen lebih cepat, yakni sekitar 3,5 bulan. Hasilnya cukup bagus, karena kualitas buah cabai lebih besar,” imbuhnya.
Menurut Ade, jumlah tanaman cabai sebanyak 1.000 batang tersebut ditanam menggunakan micro ferti magnet teknologi. Serat untuk pencegahan hama virus menggunakan Perza dan Verimak dari PT FMC Indonesia.
“Karena dua hal tersebut sehingga batang tanaman cabai kebal dari virus dan penyakit. Usia panen lebih cepat, dengan kualitas cabai lebih besar disbanding cabai biasa,” jelasnya.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Di tengah wabah Covid – 19 ini, tanaman cabai Darmais F1 ini sangat cocok, selain panen lebih cebat hasilnya luar biasa. Untuk itu, bagi petani holtikultura ini, bisa direkomendasikan untuk ditanam bagi kelompok tani, karena hasilnya sangat bagus.
“Memang, selain sektor pariwisata yang sudah buka dan menyerap bahan baku sayuran bagi warung makan, atau restoran di daerah wisata. Maka bisa menjadi menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan pasar,” ujarnya.
Selain itu,kata dia bahwa pemerintah mendorong dengan upaya optimalisasi lahan pekarangan, sehingga banyak warga sudah memiliki tanaman. Hal tersebut membuat kebutuhan pokoknya tersedia sebagai langkah ketiadaan pendapatan uang dari setiap keluarga.
“Pemerintah Kabupaten Magelang, juga membuat kegiatan yang bisa membantu penyediaan bibit tanaman holtikultura, agar banyak tanaman yang bisa dipanen,” jelasnya.
Meski permintaan buah sauran maupun cabai masih terbatas, namun pemerintah telah menghimbai kepada ASN (Aparat Sipin Negara) untuk membantu para petani. “Mereka diminta membeli hasil pertanian dari daerah sendiri,” tandasnya.
Sementara Penyuluh Pertanian Kecamatan Ngablak, Karunia Budhi Setiawan, menambahkan, terkait harga sayuran yang murah, maka solusinya adalah menjalin kemitraan. Yakni kerja sama dengan pengolahan pasca panen (produk olahan lain), karena harga jatuh merupakan permainan tengkulak.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
“Sebenarnya, permintaan sayuran termasuk cabai masih bagus, sebab pengiriman seminggu sekali kisaran 2 – 2,5 ton, dengan harga minimal Rp 9.000 per kilogramnya. Kemarin harganya bisa mencapai Rp 10.000 per kilogram,” tambahnya.
Dalam petik bersama cabai tersebut, dilakukan Kepala Dusun (Kadus) Kragon, Sriyana Nugroho, Kepala Desa (Kades) Madyogondo, Sawal S.Sos, perwakilan PT Bintang Asia, Setyo Cahyo Nugroho; PT FMC Indonesia, Didik Samsul Hadi, serta para petani pemilik areal untuk tanaman cabai Darmais F1. (bsn)