Pembangunan Jalur Bedah Menoreh Harus Melalui Tiga Poros
BNews–JOGJA– Dorong pemerataan pembangunan dan ekonomi warga Kulonprogo Jogja, Pembangunan Bedah Menoreh akan dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan konstitusi UUD 1945.
“Pembangunan Bedah Menoreh harus melalui tiga poros, yakni poros selatan, poros tengah dan poros utara,” ungkap Pancar Topodriyo SE, Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kulon Progo dikutip bernesnews (19/9/2020).
Menurutnya tiga poros tersebut yakni untuk menuju Candi Borobudur, Kabupten Magelang. Nanntinya akan melalui kawasan Bukit Menoreh antara lain Kapanewon (kecamatan) Temon; Kokap, Girimulyo; Samiggaluh Kalibawang (poros tengah) dan Candi Borobudur Magelang (poros utara).
“Sementara poros selatan Bandara Internasional Yogyakarta ata YIA (Yogyakarta Internasional Airport) menyambungkan tengah dan utara,” imbuhnya.
Tiga poros ini harus diusulkan sesuai dengan rencana pengembangan wisata dari YIA sampai kawasan KSPN Borobudur. Diharapkan jalur Bedah Menoreh ini mengakses obyek wisata yang berada di Kulon Progo seperti Sermo, Kalibiru, Pule Payung, Kebun Teh Nglinggo, Puncak Suroloyo; dan jalur wisata lainnya yang berada di Kabupaten Kulon Progo dan menyambung di Kabupaten Magelang yang merupakan poros utara.
Untuk itu, menurut Anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo dari Fraksi PDI Perjuangan ini, Kulon Progo harus menyiapkan konsep pengembangan wisata. Yakni untuk menuju poros jalur tengah atau konsep segitiga emas yaitu Mikro, Mezo dan Makro
Segitiga Mikro, menurut Pancar Topodriyo, bagaimana pengembangan kawasan Menoreh yang dilalui jalur jalan Bedah Menoreh harus mendapatkan multiplier effect; atau efek ganda dan meningkatkan PAD dari sektor wisata.
DOWLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Sementara Mezo yaitu peningkatan pengembangan kawasan Menoreh yang on access obyek wisata perbukitan Menoreh. Dan Mikro adalah bagaimana pengembangan lebih luas meliputi antar daerah antar kabupaten seperti Purworjo dan Magelang.
“Antar kabupaten ini harus bisa bekerjasama bersinergi mewujudkan jalur jalan Bedah Menoreh menuju magnet besar KSPN Candi Borobudur. Hal ini harus bisa menjadi pesan positif kemajuan wisata di kawasan Kabupaten Kulon Prog;o yang merupakan kawasan konsentrasi antara Kulonprogo dan Kabupaten Magelang. Yang kemudian menjadikan pengembangan sektor ekonomi yang luas seperti penginapan, homestay ataupun hotel yang berada di kawasan wisata Kulon Progo,” paparnya.
Tak kalah penting adalah pasar rakyat juga harus diberikan fasilitas akses jalan yang baik agar perekonomian di sekitar kawasan juga bergeliat. Pembangunan trase tol Solo-Jogja-YIA yang merupakan jalan bebas hambatan harus memperhatikan aspek pertumbuhan ekonomi wilayah.
“Jangan sampai pembangunan trase tol ini akan merugikan dan mematikan perekonomian warga sekitar. Dan kalau pun sudah jelas detail engenering design jalur trase tol yang dilewati, maka pemkab dalam hal ini Dinas terkait segera melaksanakan sosialisasi dengan rigid kepada masyarakat yang dilalui jalur tol tersebut agar warga masyarakat segera berkonsultasi dan berkordinasi untuk meminimalkan dampak permasalahan karena berkait dengan pembebasan lahan,” pungkasnya. (*/jar)