Perkembangan Pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen: Penyusunan Nominatif Lahan Terdampak
BNews—YOGYAKARTA— Proses pembangunan tol Yogyakarta-Bawen masih terus dilaksanakan. Saat ini tim pelaksana menyusun daftar nominasi penerima ganti untung lahan terdampak tol.
Penyusunan daftar tersebut khusus di ruas yang termasuk ke dalam wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sementara untuk ruas yang masuk wilayah Jawa Tengah, prosesnya saat ini sedang persiapan penetapan lokasi (Penlok).
Direktur Utama PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB), Mirza Nurul Handayani, menjelaskan, meski sedang berlangsung proses penyusunan daftar nominatif lahan terdampak tol Yogyakarta-Bawen, pihaknya masih belum merinci ada berapa bidang yang sudah dinyatakan siap untuk menerima ganti untung.
“Masih proses penerbitan daftar nominatif untuk provinsi DIY. Yang Jateng persiapan Penlok. Setelah daftar nominatif, masuk ke tahap penilaian appraisal, setelah itu akan keluar nilai ganti untungnya,” katanya, Selasa (13/4/2021). Dilansir dari TribunJogja.
Dia menjelaskan, untuk ruas tol Yogyakarta-Bawen, ada sekitar 722 pemilik lahan namun saat ini masih proses verifikasi. Sehingga belum diketahui berapa bidang lahan yang siap dibebaskan, begitu juga dengan nilai ganti untung terendah hingga tertinggi belum diketahui.
“Mungkin sekitar minggu depan baru bisa terlihat datanya,” jelas Mirza.
Lanjuti dia, PT Jasamarga Jogja-Bawen mentargetkan pembangunan jalan tol per sesi dapat diselesaikan dalam kurun waktu dua tahun. Sehingga, untuk sesi pertama yakni Yogyakarta-Banyurejo sepanjang 8,25 Kilometer bisa selesai di tahun 2023.
“Sambil pembebasan lahan, kami simultan memulai konstruksi. Nanti per sesi targetnya selesai dua tahun. Jadi untuk sesi I ya targetnya 2023 sudah selesai,” ungkapnya.
Dalam perkembangannya, kata Mirza, saat ini pihaknya masih fokus dengan pengadaan lahan. Kemudian proses pematokan masih berlangsung dan apabila sudah selesai akan berlanjut pada tahap pengukuran.
“Setelah itu kan tim appraisal melaporkan ke PUPR, dan berlanjut musyawarah ke maayarakat. Kalau sepakat ya ganti untung lahan bisa dilaksanakan,” terang dia.
Download Aplikasi Borobudur News (Klik Disini)
Mirza menyebut, pembangunan konstruksi awal diperkirakan akan dimulai dari wilayah DIY. Sebab wilayah DIY sudah terlebih dahulu menyelesaikan Izin Penetapan Lokasi (IPL) jalan tol tersebut.
“Target pembangunan konstruksinya di Jogja dulu karena Penloknya sudah. Mungkin sesuai jadwal awal pembangunan akan dimulai Agustus tahun ini,” paparnya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker PJBH Yogyakarta-Bawen Kementerian PUPR, Heru Budi Prasetyo, menjelaskan proses pengukuran dan pematokan ruas Yogyakarta-Bawen kini sudah sampai di Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.
Namun demikian, dirinya belum menjelaskan berapa bidang tanah yang telah selesai dilakukan pengukuran dan pematokan. “Besok di Desa Tirtoadi akan diumumkan oleh tim Satgas A dan Satgas B,” jelasnya.
Menurut Heru, yang menjadi persoalan dalam proses pembebasan lahan terdampak tol nanti adalah lahan tanah kas desa. Diperkirakan ada sekitar delapan bidang lahan tanah kas desa di ruas tol Yogyakarta-Bawen tersebut.
“Karena nanti kan harus mendapat persetujuan gubernur untuk tanah kas desa. Ada beberapa lahan kas desa, saat ini terus kami inventarisir,” pungkasnya. (mta)
kapan penlok jateng keluar