Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Petani Kulon Progo Tolak Penambangan dan Pembangunan Pabrik Pasir Besi

BNews—JOGJAKARTA— Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) Kulon Progo memasang ratusan bendera dan spanduk berisi penolakan terhadap rencana penambangan pasir besi di sepanjang pesisir. Mereka akan terus berjuang melawan penambangan dengan bertani. 

Koordinator aksi, Widodo mengatakan, spanduk ini dipasang di sepanjang jalur jalan Lintas Selatan (JJLS) Kulon Progo atau dikenal dengan Jalan Daendels. Dari wilayah Kecamatan Galur di Panjatan sampai di perbatasan Wates di Karangwuni. Setidaknya ada 500 bendera dan spanduk yang dipasang warga secara swadaya. 

”Ada 500 spanduk maupun bendera yang kita pasang dari Banaran sampai di perbatasan Kawangwuni. Ini merupakan aksi dalam rangkaian HUT PPLP ke-19,” katanya, Kamis (1/4).

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, peringatan ini lebih sederhana. Warga hanya melakukan doa bersama dan tumpengan dilanjutkan dengan pemasangan spanduk ini. 

”Tuntutan warga hanya satu, batalkan tambang pasir besi dan tolak pendirian pabrik pasir besi di Kulon Progo,” katanya.

Jelas dia, selama ini warga sudah sangat sejahtera tanpa kehadiran tambang pasir besi. Justru rencana penambangan ini dikhawatirkan petani akan merusak kesuburan tanah.

Untuk itulah mereka akan berjuang melawan penambangan dengan menanam, merawat dan memanen. ”Warga sudah sejahtera tanpa ada tambang. Biarkan kami menjadi petani,” jelasnya.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DI SINI)

Selama ini wilayah pesisir Kulon Progo dikenal sebagai sentral produksi cabai. Cabai petani pesisir banyak dikirim ke Jakarta, Medan, Palembang, Surabaya dan Bandung.  Selain cabai, lahan pesisir Kulon Progo juga menjadi sentral budidaya melon, semangka dan aneka jenis sayuran.    

”Setiap tahun kami pasti menikmati harga cabai atau semangka yang mahal. Kalau harga cabai menyentuh Rp100 ribu perkilogram jelas kami sangat untung,” ungkapnya. 

Rencana penambangan pasir besi dulu akan dilakukan oleh PT Jogja Magasa Iron (JMI) yang merupakan konsorsium antara PT Jogja magasa Mining (JMM) dengan PT Indo Mines. Mereka telah mendirikan pilot project dan sampel pengolahan.

Namun belakangan rencana pendirian pabrik biji besi di Kulon Progo tidak jelas. Pada 2020 kembali dilakukan pengiriman sampel pasir besi ke Tiongkok. (han)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!