BNews—MUNGKID— Angka kematian bayi di Kabupaten Magelang relatif masih tinggi. Di tahun 2019 sedikitnya ada 111 kasus kematian bayi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Retno Indriastuti mengatakan kematian bayi ini disebabkan berbagai faktor. Mulai dari kesehatan pascamelahirkan dan juga penyakit dan masalah gizi.
Namun, dia mengatakan angka tersebut di bawah angka provinsi ataupun nasional, namun dia menilai masih relatif tinggi. “Kami inginnya bayi-bayi yang lahir ini tetap memiliki masa hidup yang lebih panjang,” kata Retno di Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, kemarin.
Lebih lanjut, Retno mengatakan ada kasus TBC juga masih tinggi yakni mencapai 190 penderita TBC per 100 ribu penduduk.
Dalam kesempatan yang sama, Retno juga menyoroti mengenai status gizi. Menurutnya status gizi juga masih cukup memprihatinkan dilihat dari masih tingginya angka stunting atau gizi buruk.
“Pada tahun 2020 ini, Kabupaten Magelang menjadi 16 kabupaten prioritas di Jawa Tengahuntuk penanganan stunting,” ungkap Retno.
Selain itu, angka kematian ibu di tahun 2019 mencapai delapan kasus. Dengan tempat kematian sebagian besar berada di rumah sakit atau sampai di rumah sakit. “Nah ini menjadi pekerjaan rumah kami semua di tahun 2020 ini. Kami targetkan untuk kurang dari enam kasus,” kata Retno.
Wakil Bupati Magelang Edi Cahyana menyatakan, persoalan di bidang kesehatan sudah teridentifikasi melalui laporan dan paparan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Magelang. Yang menjadi masalah adalah bagaimana mengaplikasikan program dan kegiatan sehingga nantinya bisa menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut.
“Saya mengajak bapak ibu untuk bekerja dengan hati nurani. Coba bayangkan kalau persoalan tersebut menimpa anak kita,” tutur dia. (her/wan)