Sekelompok Mahasiswa UNIMMA Ciptakan Wirausahawan Cilik Melalui Usaha Ecoprint Sederhana
BNews–MAGELANG– Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) kini mencanangkan program yang bernama MBKM atau Merdeka Berkarya Kampus Merdeka.
Khususnya pada program pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) yang melaksanakan MBKM untuk menerjunkan mahasiswanya di sekolah-sekolah.
Salah satu program MBKM yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa Unimma yang bertempat di SD Mutual 2 Kota Magelang adalah usaha ecoprint sederhana.
Program tersebut berupa ecoprint sederhana yang diolah menjadi sebuah barang berdaya guna seperti totebag, sapu tangan, dan taplak meja.
Ecoprint tersebut dipilih untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat bahan-bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan tekstil. Bahan dasar yang dipilih berasal dari tumbuhan seperti daun, bunga, ranting, dan akar.
Penggunaan bahan tersebut bertujuan agar dapat menjaga lingkungan dan memanfaatkan bahan-bahan yang banyak dijumpai di lingkungan sekolah.
Dalam pelaksanaan pembuatan ecoprint diterapkan pada salah satu ekstrakurikuler yang ada di sekolah, yaitu ekstrakurikuler IPA. Dimana biasanya siswa mengenal segala sesuatunya tentang alam hanya berupa teori, namun kini merubahnya menjadi bagaimana cara merawat lingkungan agar tetap asri tanpa tercemar oleh bahan-bahan kimia dan limbah.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Praktiknya menjaga lingkungan tersebut dengan cara mengolah bahan-bahan yang bersumber dari alam menjadi sesuatu yang berguna; dan memiliki nilai guna bahkan nilai seni.
Ecoprint akan diolah menjadi sebuah karya berupa totebag, sapu tangan, dan taplak meja yang dipadukan dengan ecoprint.
Perancangan konsep ecoprint tersebut sangat diapresiasi dan di dukung oleh dosen pendamping lapangan, Arif Wiyat Purnanto,M.Pd.
Menurutnya program yang sangat bagus dan menarik sebab pembuatan yang mudah dan membuat siswa lebih mampu menghargai serta merawat lingkungan.
Selain itu, guru pamong SD Mutual 2 Kota Magelang, Erni Setyaningsih, S.Pd, sangat mendukung dan berharap; bahwa produk yang dihasilkan mampu dimanfaatkan oleh siswa serta sekolah.
Erni juga memberikan masukan agar membuat taplak meja yang mampu digunakan oleh sekolah. “Harapan saya, totebag ecoprint serta taplak meja nantinya bisa siswa dan sekolah gunakan agar menarik perhatian siswa lain; untuk membuat ecoprint pada ekstrakurikuler IPA,” katanya.
Pelaksanaan ecoprint sederhana dilakukan selama tiga kali pertemuan dan dilaksanakan setiap jam esktrakurikuler; yaitu pukul 14.15 – 15.15 WIB.
Pada pertemuan pertama, pengenalan terhadap ecoprint dan pembuatan desain. Pertemuan kedua, pembuatan ecoprint; yang bermula dengan kertas HVS dan dilanjut pada totebag dan kavan. Pertemuan ketiga, pengemasan.
Hal ini dimaksudkan untuk siswa tidak hanya membuat namun mampu mengemas dengan aestetik.
Pembuatan ecoprint menggunakan teknik yang sederhana, yaitu 1) tumbuhan yang akan digunakan disusun pada kain; 2) tutup tumbuhan menggunakan mika, 3) pukul-pukul tumbuhan hingga air keluar, 4) jemur hingga mengering, dan 5) semprot menggunakan air tawas.
Siswa yang mengikuti kegiatan tersebut menyampaikan bahwa kegiatan ini menarik serta tidak membosankan belajar IPA dari segi yang berbeda. Sebab merak hanya belajar IPA melalui sebuah teori untuk dipahami dan dihafal.
“Kegiatannya seru, bisa belajar diluar ruangan dan bisa membuat totebag yang lucu”, – ucap Danes siswa kelas 4 Brazil.
Kelompok mahasiswa sendiri menyampaikan bahwa program ini berhasil sebab mampu mengahasilkan barang yang diluar ekspektasi. Mahasiswa merasa bahwa siswa sangat antusias dalam kegiatan ini.
“Mereka sangat semangat dan ingin segera membuat ecoprint sejak pertemuan pertama,” ucap Restu Retnaning Gusti salah satu mahasiswa Unimma yang menjadi penanggung jawab kegiatan ini. (adv)