( Peserta AYD dari Negara Nepal Ikut Mementaskan Tarian Soreng (1/8) ) |
BNews-DUKUN- Sebanyak 84 Orang Muda Katholik (OMK) dari Negara Nepal, Bangladesh, Pakistan, Laos dan Korea Selatan mengadakan Live In di beberapa Desa di Kecamatan Dukun Magelang selama 4 hari sejak tanggal 29 Juli-1 Agustus 2017. Dan pada hari terakhir sebagai ajang perpisahan diselenggarakan gelar budaya bersama di Lapangan Candi Desa Sumber Kecamatan Dukun yang dihadiri ratusan penonton untuk menyaksikannya.
Dalam rangka Asian Younth Day yang ke-7 yang akan dibuka di Yogyakarta tanggal2 Agustus 2017 ini, para peserta disebar untuk melakukan live ini di Desa-Desa. “ Saya sangat merasabahagia dan bangga bisa dipercaya oleh panitia pusat menjadi salah satu tuan rumah live in dari OMK ini, semoga mereka selama disini bisa berbaur dan bermanfaat bagi masyarakat disini,” ungkap Rama Kurnia,32.
( Peserta AYD dari Korea Selatan Ikut Pentas Kubro Siswo) |
Sedangkan untuk gelar budaya ini mementaskan beberapa kesenian yakni Grasak, Janthilan, Kubro Siswo,Soreng dan Sendra Tari Ramayana. “ Yang membedakan dan membuat menarik dalam pentas ini adalah para OMK yang berasal dari Nepal, Bangladesh, Pakistan, Laos dan Korea Selatan ikut menari dengan pakaian seni lengkap ala jawa,” terang Susanto,40 ketua pelaksana gelar budaya ini.
Berita Lainnya
Dengan suasana dingin malam lereng merapi ini tidak menyurutkan semangat peserta live in yang ikut pentas menari kesenian khas Magelang ini. “ Mereka hanya perlu latihan 3 jam untuk melakukan pentas ini, namun semangat mereka dan gerakan mereka cukup bagus dan menarik untuk ditonton,” imbuh Susanto.
( Peserta Dari Negara Laos Mementaskan Sendra Tari Ramayana) |
Kepala Desa Sumber Maryono menerangkan bahwa kehadiran peserta Live in ini harusnya menambah semangat anak muda disini untuk selalu melestarikan kebudayaan dan kesenian asli kita ini. “ Orang asing saja mau belajar dan mementaskannya, kenapa kita tidak terus melestarikan dan memberdayakan seni dan budaya kita sendiri,” paparnya.
“ Kita semua disini terkenal dengan culture yang berbeda beda namun tingkat kerukunan dan toleransinya sangat tinggi, maka sebab itu mari kami ajak semua masyarakat untuk melestarikan seni dan budaya kita ini tanpa memandang segala perbedaan tersebut,” pungkasnya. (BSN)