VIRAL Makanan Astronaut Amerika Serikat dan Rusia Ternyata dari Klaten
BNews—JATENG— Astronaut dunia ternyata mengonsumsi alga bikinan kaum milenial di Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Tak hanya astronaut dunia, tentara yang bertugas di wilayah perbatasan juga gandrung dengan alga bikinan warga Sidowayah itu.
Penjualan alga yang dikemas dalam bentuk kapsul itu telah menembus pasar ekspor, tepatnya Amerika, Rusia, Prancis sejak 2019. Informasi yang dihimpun, alga bikinan kaum milenial di Sidowayah, Kecamatan Polanharjo itu mulai diproduksi tahun 2017.
Terdapat beberapa produk hasil olahan alga kaum milenial di Sidowayah. Masing-masing, sprintes gold (kapsul), sprintes blue (kapsul), serum kecantikan, sabun kecantikan dan mi spirulina.
Di samping itu, alga di Sidowayah juga menjadi bahan pupuk organik dan mendukung industri makanan serta kesehatan. Unit produksi mikroalga-algapark sebagai lumbung gizi masa depan itu berlokasi di Sidowayah, Kecamatan Polanharjo. Kapasitas produksi di lokasi tersebut mencapai dua sampai empat ton perbulan.
Alga yang dihasilkan kaum milenial di Sidowayah dinilai kaya nutrisi, yakni memiliki kandungan protein hingga 70 persen. Alga yang diklaim sebagai makanan masa depan ini juga dapat digunakan melawan persoalan kesehatan, seperti stunting, telat pertumbuhan dan kurang gizi.
Produksi alga diawali dari tahap pembibitan lalu dibesarkan di air tawar selama tiga hari. Sumber air tawar dari Umbul Manten.
Setelah itu, dilakukan pengenceran, pengurangan kadar air, membentuk lapisan pipih, dan tahap sterilisasi. Berikutnya, alga diolah menjadi bubuk sebagai bahan dasar pembuatan kapsul dan produk lainnya.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DI SINI)
”Jadi selain astronaut, tentara di perbatasan juga mengonsumsi ini (bentuk kapsul). Jika mengonsumsi dua kapsul setiap pagi, siang dan malam hari setara dengan satu kilogram sayur dan buah-buahan,” kata Direktur Utama (Dirut) PT Algaepark Indonesia Mandiri, Rangga Warsita Aji, Sabtu (9/10).
Rangga juga menyampaikan tidak hanya melayani pasar dalam negeri. Mereka pernah mengekspor hingga Amerika, Rusia, Prancis sejak 2019.
”Saat ini kami sedang menjajaki dengan Jepang dan Swiss (ekspor dalam bentuk serbuk). Rata-rata ekspor mencapai 300 sampai 800 kilogram perbulan (harga alga untuk standar makanan senilai Rp600 ribu-Rp1 juta perkilogram),” tutur dia.
Hal senada dijelaskan Kepala Desa (Kades) Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Mujahid Jaryanto. Alga bikinan kaum milenial di desanya telah mendunia.
Alga yang dikemas dalam bentuk kapsul dapat diproyeksikan sebagai makanan masa depan. ”Astronaut dan tentara di perbatasan (di beberapa negara) mengonsumsi alga dari sini (dalam bentuk kapsul). Banyak yang suka karena praktis. Bagi astronaut tak perlu bawa kompor di ruang angkasa. Begitu juga bagi tentara. Begitu makan (alga), bisa awet kenyang,” ujarnya.
Mujahid mengatakan, pengembangan alga di Sidowayah dilakukan PT Algaepark Indonesia Mandiri dengan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) di Sidowayah. Diharapkan, produksi alga di Sidowayah akan terus berkembang di waktu mendatang. (ifa/han)
@klatenyobenofficial Wow.. #goodnewsfromklaten #klaten #klatenyoben #alga
♬ suara asli – Klaten – KlatenYoBen
Sumber: Solopos