BNews—MAGELANG— Sejumlah warga merasa panik dan memeriksakan diri ke RSUD Tidar Kota Magelang, kemarin. Mereka mengaku habis melakukan kontak dengan banyak orang termasuk dengan orang yang pulang dari luar negeri.
“Masyarakat sekitar ada kepanikan dan mereka datang dan memaksa untuk diperiksa indikasi COVID-19, padahal prosedurnya seharusnya RS itu hanya menerima pasien rujukan yang sudah jelas kriterianya,” kata Plt Direktur RSUD Tidar Septi Milna Soelistiyani, kemarin.
Menurutnya, hal itu justru tidak dibenarkan. Karena pemeriksaan diri cukup dilakukan di Puskesmas. “RSUD ini kan rujukan,” kata dia.
Milna menyampaikan bahwa hal itu inisiatif sendiri, karena merasa berhubungan dengan masyarakat lain yang sedang melaksanakan perjalanan ke luar negeri langsung minta periksa COVID-19.
“Perlu diketahui, masyarakat yang secara pribadi datang ke rumah sakit karena kekhawatiran mereka, hal itu tidak masuk dalam kategori yang harus dibebaskan biaya,” katanya.
Dia menyampaikan memang sekarang ada kepanikan beberapa kelompok masyarakat yang sebetulnya bukan dari Kota Magelang. Sehingga pihaknya juga sulit memenuhi alat pelindung diri (apd) untuk tim medis.
“Alat pelindung diri itu bukan barang mahal, tetapi memang stoknya sekarang tidak ada, termasuk masker memang kesulitan dari supliyer,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang, Sri Harso menyebutkan pasien yang di rawat di RSUD Tidar ada 6 pasien dalam pengawasan (PDP), kemudian di Kota Magelang ada 11 orang dalam pemantauan (ODP). (wan/her)