Waspada! BRIN Temukan Jalur Sesar Aktif di Semarang, Ancaman Gempa Besar di Depan Mata!
BNEWS—JATENG— Tim riset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Kebencanaan Geologi; menemukan potensi sesar aktif di wilayah Semarang dan sekitarnya. Temuan ini diungkapkan setelah tim melakukan ekspedisi geologi darat di wilayah Semarang, Demak, dan Kendal pada Mei 2025.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya BRIN untuk mendokumentasikan serta memahami fitur geologi aktif, terutama struktur sesar naik yang menunjukkan potensi aktivitas seismik di masa lalu.
Menurut hasil penelitian lapangan, terdapat temuan morfologi unik di antara kawasan pantai utara Jawa dan Kota Semarang.
Ciri yang mencolok terlihat dari perbedaan bentang alam antara daerah datar di utara dan area yang lebih tinggi di bagian selatan.
“Sesar di Semarang ini sudah pasti ada dan sudah pasti aktif karena ditemukan batuan ataupun endapan yang jadi indikatornya,”ungkap periset bidang Paleoseismologi Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Sonny Aribowo, dalam laporan risetnya, Minggu (12/10/2025).
Ekspedisi BRIN menyusuri tiga zona utama, yakni Zona Timur (Demak), Zona Kota (Semarang), dan Zona Barat (Kendal).
Di Zona Timur, tim menemukan gawir sesar berupa lereng curam setinggi sekitar 1 meter di atas endapan aluvial muda.
CEK BERITA UPDATE LAINNYA DISINI (KLIK)
Struktur ini diduga merupakan hasil dari satu peristiwa gempa di masa lalu. Lokasi tersebut dinilai sangat cocok untuk survei geolistrik dan pemetaan lanjutan menggunakan LiDAR guna melihat struktur bawah permukaan tanah.
Sementara di Zona Kota, struktur serupa juga ditemukan di sekitar Taman Makam Pahlawan, dengan ketinggian gawir mencapai 4 meter.
Namun, karena area tersebut telah banyak mengalami modifikasi lanskap perkotaan, pelacakan lebih lanjut menggunakan metode geolistrik masih diperlukan.
Zona paling menjanjikan berada di kawasan Bendungan Juwero, Kendal. Di lokasi ini, tim menemukan jejak gawir sesar setinggi 0,5 hingga 3 meter; serta singkapan sesar aktif yang menunjukkan aktivitas tektonik Holosen, yaitu pergerakan kerak bumi sejak 11.700 tahun lalu hingga kini.
Beberapa bagian sesar bahkan terangkat hingga 20 meter di atas permukaan sungai—menjadi bukti nyata adanya pergerakan kerak bumi dalam skala waktu geologis.
BRIN menyebut bahwa patahan di wilayah Semarang memiliki panjang yang signifikan dan masih dalam tahap penelitian lanjutan.
Para peneliti tengah memastikan apakah patahan tersebut merupakan satu segmen sesar utuh atau terdiri dari beberapa segmen berbeda.
Jika terbukti sebagai satu sistem sesar besar, potensi magnitudo gempa bumi yang dapat dihasilkan juga akan lebih tinggi.
CEK BERITA UPDATE LAINNYA DISINI (KLIK)
Menariknya, bagian paling panjang dari sesar itu berada di utara Kota Semarang—bahkan disebut lebih panjang dari Sesar Lembang, yang selama ini dikenal sebagai sesar aktif di Jawa Barat.
Sebagai perbandingan, hasil uji parit di kilometer 11,5 pada Sesar Lembang menunjukkan pernah terjadi gempa dengan magnitudo 6,5 hingga 7 di masa lalu.
Menindaklanjuti hasil ekspedisi tersebut, BRIN akan melaksanakan penelitian lanjutan pada Agustus 2025. Fokus kegiatan meliputi pengambilan 10 sampel ilmiah untuk analisis lanjutan, pemetaan di tujuh lokasi, serta penyusunan draf publikasi ilmiah sebagai dasar akademis mitigasi bencana.
Sesar aktif di Semarang dan sekitarnya menyimpan informasi penting tentang potensi gempa bumi di masa depan. Dengan dokumentasi dan pemetaan yang akurat, hasil riset ini diharapkan dapat menjadi dasar ilmiah untuk mitigasi bencana, perencanaan tata ruang, serta edukasi masyarakat terhadap risiko geologi yang selama ini tersembunyi. (*/CNBC)