Pariwisata Borobudur Digelontor Rp 2,1 Triliun, Ini Rinciannya
BNews—BOROBUDUR—Presiden Joko Widodo semakin serius menggenjot pertumbuhan pariwisata di Borobudur. Pascakunjungan ke Magelang akhir pekan lalu, pemerintah menyiapkan anggaran cukup besar untuk pengembangan Kawasan ini.
Untuk Borobudur, salah satu yang menjadi memperoleh perhatian adalah New Yogyakarta International Airport (NYIA) dan akses pendukung. Target Jokowi diperkirakan akan terpenuhi, karena bandara tersebut mampu beroperasi penuh sebelum pertengahan tahun depan. Saat ini, proses pembangunan akses pendukung terus dilakukan. Akan disediakan jalan tol menuju Borobudur, membelah pegunungan Menoreh.
“Akses ke sini itu sangat penting, dan untuk itu telah diberikan anggaran tambahan untuk Borobudur dan sekitarnya, sebesar sekitar Rp 2,1 triliun. Sekitar Rp 1,5 triliun di antaranya itu PUPR, jadi mungkin tidak perlu khawatir, bahwa akses ke bandara menuju Yogya, Borobudur, menuju kawasan yang dikembangkan BOB, hampir pasti bisa terpenuhi. Mengapa saya berani mengatakan seperti itu, karena tahun 2019 anggaran PUPR untuk destinasi Borobudur ini hanya Rp 300 miliar. Tahun 2020 menjadi Rp 1,5 triliun,” papar Menteri Pariwisata Arief Yahya akhir pekan lalu.
Yang dimaksud PUPR oleh Arief adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Karena itu, anggaran Rp 1,5 triliun itu bermakna akan ada pembangunan infrastruktur pendukung besar-besaran.
Selain sarana pendukung, Kementerian Pariwisata juga berkonsentrasi pada pemasaran. Arief meminta seluruh pihak, seperti Kemenpar, Dinas Pariwisata Jawa Tengah dan Yogyakarta, PT Angkasa Pura, dan operator angkutan udara terus bekerja sama. Selesainya NYIA tahun depan akan membantu promosi wisata, karena wisatawan asing dapat mendarat langsung di bandara yang dekat dengan Borobudur.
Pemerintah terus mengintegrasikan penyediaan infrastruktur, utilitas dasar, destinasi, atraksi, akomodasi, dan penyempurnaan Badan Otorita. Konsultan bersama seluruh pihak terkait bekerja sama menyusun Integrated Tourism Master Plan (ITMP). Arief Yahya meminta, pemeritah daerah dan lembaga terkait aktif memberikan masukan dalam proses penyusunan ITMP.
“Temen-temen Kemenpar dan Dinas Pariwisata, harus memberikan insentif. Tetapi tidak hanya di akses. Teman-teman yang memiliki atraksi, contoh Borobudur, spa, kuliner, juga harus memberikan insentif. Demikian juga teman-teman yang mempunyai akomodasi. Jadi akses memberikan insentif, atraksi juga memberikan insentif . Jadi diskon dari 3 A, akses, atraksi dan akomodasi,” kata Arief. (bn1/wan)