Poktan di Magelang Didorong Jadi Penangkar Benih Padi Berstandar
BNews—MAGELANG— Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpangan) Kabupaten Magelang, Romza Ernawan mendorong para petani, kelompok tani, Gapoktan menjadi penangkar benih. Di Kabupaten Magelang sendiri, baru ada tujuh penangkar benih.
”Kabupaten Magelang masih butuh banyak penangkar benih. Data terakhir baru ada tujuh yang notabene hanya mampu menyediakan kisaran 36 ton untuk kecukupan lahan sekitar 1.500 hektar. Sedangkan lahan kita ada 24.000 hektar. Masih banyak potensi yang harus dicukupi oleh petani,” ujar Romza di sela-sela bimtek perbenihan padi berstandar di Kabupaten Magelang, di kompleks Kantor Desa Sumurarum, Kecamatan Grabag, Senin (16/10/2023).
Dia menyebut, untuk menyediakan benih unggul, pihaknya bekerja sama dengan berbagai pihak. Serta mengembangkan benih unggul di UPT Distanpangan Kabupaten Magelang yang bekerja sama dengan BPSB Jateng dan BSIP Jateng.
”Agar nanti benih yang dihasilkan adalah benih yang sesuai dengan yang diharapkan,” imbuhnya.
Tambah Romza, di Kabupaten Magelang, varietas padi unggulan yang bersertifikat yakni padi mentik wangi susu.
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Vita Ervina mengungkap, bimtek tersebut untuk menyosialisasikan dan mengajak para petani mulai menggunakan benih padi yang berstandar dan bersertifikat. Selain itu juga mendorong bertambahnya penangkar benih di Kabupaten Magelang.
IKUTI BOROBUDUR NEWS di GOOGLE NEWS (KLIK DISINI)
”Saya berharap para petani di Magelang menggunakan benih yang bersertifikat. Harapannya bisa meningkatkan produksi padi sehingga menjadi lumbung padi Jawa Tengah dan terus memberikan tambahan untuk kebutuhan konsumsi bahkan ke tingkat nasional,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BSIP Jawa Tengah, Arif Surahman menyebut target penggunaan benih bersertifikat di rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) sebesar 80 persen.
”Namun saat ini baru sekitar 40-50 persen. Jadi masih ada selisih yang masih harus dicapai. RPJMN sendiri harus diselesaikan tahun 2024. Jadi melalui bimtek ini, peluang untuk untuk menumbuhkan penangkar-penangkar baru,” katanya.
”Yang nantinya bisa menghasilkan benih bersertifikat. Sehingga tujuan RPJMN secara nasional penggunaan benih bersertifikat bisa tercapai 80 persen. Minimal bisa mencukupi kebutuhan lokal dengan benih bersertifikat. Syukur bisa ke luar daerah,” pungkasnya. (mta)