Gadis Cilik Asal Magelang yang Viral Tinggal Sendirian Dinyatakan Positif Covid
BNews–MERTOYUDAN-– Gadis kecil asal Mertoyudan yang tinggal dirumah kontrakan bersama pamannya melakukan isolasi mandiri masih terus berlanjut. Sedangkan neneknya masih dirawat di Rumah Sakit Tidar Magelang.
Komunitas @sendaljepit yang dikoordinatori Budi kembali mendatangi rumah gadis kecil bernama Irene Mardalenta Gea tersebut. Dan Ia mendapatkan kabar memilukan kembali (26/12/2020).
“Gadis kecil usia sembilan tahun tersebut dan neneknya Siti Zama hasil swabnya sudah keluar. Hasilnya positif covid-19,” kata Budi.
Budi juga menyampaikan bahwa kondisi neneknya mengkhawatirkan. “Neneknya masih dirawat di rumah sakit. Irene di rumah kontrakan sama pamanya bernama Amonio Zebua,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Irene sempat tinggal di rumah kontrakannya sendiri menjalani isolasi mandiri. Sedangkan neneknya dirawat di rumah sakit dan pamannya menungguinya.
Namun pamannya mengalah untuk pulang ke kontrakan menemani irene pada 14 Desember 2020 lalu. Mereka tinggal di Jl Semangka Raya Nomor 28 RT 5 RW 5 Perumahan Kalinegoro Mertoyudan.
“Saya terus memikirkan Irene, yang tidur sendirian dirumah. Sejak Senin (14/12/2020) kemarin Ibu saya (Nenek Siti Zama) masuk rumah sakit. Saat itu Irene masih bisa ikut dirumah sakit. Namun sejak hari Selasa dan Rabu kemarin Irene harus tidur dirumah sendirian karena menjalani isolasi mandiri.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Sebelumnya Amonio sempat menceritakan perihal Ibunya masuk rumah sakit. Berawal dari sakit gigi yang membuat sang ibu tidak bisa makan secara teratur. Hal tersebut yang membuat asam lambungnya naik, sehingga harus dibawa kerumah sakit.
“Awalnya berobat ke Puskesmas karena sakit gigi, hal itu yang membuat Ibu jarang makan dan asam lambung naik. Ketika di rumah sakit ternyata reaktif Covid 19,” ungkap Amonio.
Amonio menerangkan, keponakannya Irene, masih mempunyai Ayah di Nias, sedangkan Ibunda Irene sudah meninggal dunia pada tahun 2016.
“Ibunda Irene sebelum meninggal mengalami sakit akibat luka bakar, dari ledakan kompor minyak tanah di Nias. Sebelumnya telah dilakukan pengobatan, sudah menjual harta benda dan hanya bertahan tiga tahun, pada 2016 Ibu Irene meninggal dunia.
Kemudian Irene saya ajak merantau ke Jawa, awalnya ayah Irene tidak mengizinkan, namun akhirnya mengizinkan, karena saya merantau bersama ibu saya atau nenek Irene. Agar nenek tidak kesepian bila ada Irene. Adapun ayah Irene, masih berada di Nias, bersama kakak dan adik Irene,” papar Amonio, yang sehari-hari bekerja sebagai pemasang alat pemanas air ini.
Nenek Irene, yang bernama Siti Zama, sebelum sakit, kesehariannya berkegiatan menjual kue bolang-baling keliling perumahan Desa Kalinegoro.
“Irene sering ikut jualan kue bersama neneknya keliling perumahan dan kampung,” tutur Amonio. (BN1)