Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Apresiasi Siswa, SMPN 13 Magelang Gelar Pameran Seni Fundemi Day 2021

BNews—MAGELANG— SMP Negeri 13 Magelang menggelar pameran karya siswa sebagai bentuk apresiasi dan mengobati kerinduan sekolah terhadap anak didiknya, Sabtu (3/4). Pameran berjudul ’Fundemi Day 2021’ yang digelar secara virtual ini mendapat pujian dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang.

Meski digelar secara daring via kanal YouTube SMPN 13 Magelang, pameran yang kali pertama diadakan di masa pandemi Covid-19 ini berlangsung meriah. Selain memamerkan hasil karya siswa, sekolah ini juga menampilkan beragam pentas seni yang membuat decak kagum.

Bertempat di ruang aula setempat, para siswa berprestasi unjuk kebolehan di depan para guru, tenaga pendidik dan tamu undangan. Mulai tarian pembuka ’Eko Prawiro’ yang dibawakan Dhaifa Faiz Anggara dan Geguritan ’Nawolo Katur Jiwo’ oleh Gilang Harkitnas.

Kemudian, presentasi hasil karya busana gaun dari bahan sampah atau limbah koran bekas oleh Bilqhis Ayudya Nafasha; Suci Cahyaningrum; dan Reta Dian Pratiwi. Serta perform band PM Spenagalas. Diketahui, jika tari, geguritan dan lainnya yang ditampilkan ini merupakan bagian dari ekstra kuriluler di sekolah kami yang digemari para siswa.

Kepala Sekolah SMPN 13 Magelang, Yuliastuti SPd mengatakan, pameran ini merupakan salah satu program kesiswaan sebagai bentuk dan upaya mengapresiasi karya seni para anak didiknya. Disamping merupakan tugas sekolah, yakni mata pelajaran prakarya.

”Yang ditampilkan dalam pameran ini adalah hasil karya terbaik. Mulai karya sebelum pandemi hingga saat pandemi yang dibuat dari rumah para siswa,” kata Yuli dalam sambutan, Sabtu (3/4).

Mengangkat tema ’Fundemi Day 2021’, dijelaskan Yuli, merupakan ’plesetan’ dari kata ’pandemi’. Dimana, ia memahami perasaan para siswa yang mulai merasakan kebosanan dan kejenuhan karena sudah setahun lebih belajar dari rumah.

Dengan pameran ini, diharapkan mampu menjadi obat dan mengurangi rasa bosan serta jenuh. Jika diterjemahkan, ’fun’ bermakna senang atau gembira, sehingga meski dalam kondisi pandemi Covid-19, anak harus semangat dan tetap senang.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DI SINI)

”Meskipun di masa pandemi, kreativitas anak harus tetap terpelihara. Makanya selama pameran ini, kami siarkan via live streaming agar anak-anak yang menonton dari rumah dapat melihat dan bangga,” terangnya.

”Ke depan, Insyaallah, ini (pameran) bisa menjadi agenda rutin. Karena untuk mengapresiasi anak-anak, inilah wadahnya,” sambungnya.

Kepala Disdikbud Kota Magelang drs Agus Sujito menuturkan, memuji pameran yang diselenggarakan SMPN 13 Magelang. Apalagi, selama pandemi anak-anak diberi tugas melalui mata pelajaran prakarya agar mereka tidak jenuh setahun ini kala belajar di rumah. Kemudian hasil karyanya di displaykan melalui pameran virtual.

”Saya mendukung dan mengapresiasi kepada SMPN 13 Magelang. Walaupun di suasana pandemi tapi masih menyelenggarakan kegiatan gelar karya siswa meskipun secara virtual. Ini adalah kegiatan yang pertama untuk SMP di Kota Magelang. Mungkin selanjutnya bisa disusul sekolah yang lain,” tutur Agus saat menghadiri langsung pameran ’Fundemi Day 2021’.

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan (Waka Kesiswaan) SMPN 13 Magelang, Rovky Verdiwan mengimbuhkan, karya yang dipamerkan berasal dari kelas VII, VIII dan IX. Dimana, dari sekian banyak karya yang tak kalah bagus, sekolah menyaring yang terbaik berdasarkan estetika, detail hingga nilai seninya.

”Ada dua jenis karya yang dipamerkan, yakni seni kriya dan pemanfaatan daur ulang. Ada topeng, lukisan, boneka, tas, tempat tisu, gaun dari koran bekas, mainan kapal, pesawat hingga replika monumen Monas hingga Water Torn Magelang,” imbuhnya.

”Semua karya ini diolah dari barang bekas atau limbah yang dibentuk sedemikian rupa sehingga bernilai jual. Karena sesuai dengan ciri SMPN 13 Magelang sebagai sekolah Adiwiyata,” pungkas Verdi. (han)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!