Lebih Banyak dari Corona di Magelang DBD Menginfeksi 52 Orang

BNews–MUNGKID– Selain wabah corona melanda di Kabupaten Magelang, ada satu lagi penyakit mematikan. Itu adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Magelang, dari 6 Januari sampai Maret terdapat 52 kasus DBD.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magelang, Retno Indriastuti mengatakan, hal ini berdasarkan laporan Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS). Adapun laporan elektronik, yakni laporan berdasarkan hasil pemasukan data kenaplikasi yang sudah ada sebanyak enam kasus.

“Dari 58 kasus tersebut, untuk KDRS 52 kasus, dan laporan berdasarkan DBD elektronik 6 kasus yang standar laporan provinsi,” katanya (23/3/2020).

Dijelaskannya juga, bahwa untuk pasien DBD di Kabupaten Magelang berasal 3 Kecamatan besar. “Pasien atau kasus ini tersebar di Kecamatan Muntilan, Grabag, dan Borobudur,” imbuhnya.

Retno mengaku, karena hal itu pihaknya berencana bentuk gerakan Juru Pemantau Jentik (Jumantik). “Nanti kita akan bentuk di tingkatan desa endemis dan implementasi G1R1J,” akunya.

Adapun G1R1J merupakan Gerakan satu rumah satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik), sebagai upaya menekan perkembangbiakan nyamuk. “Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) merupakan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Hal ini dengan mengajak peran aktif seluruh masyarakat untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk,” paparnya.

Sedangkan upaya lain, lanjutnya pihak Dinkes Kabupaten Magelang berupaya untuk menekan kasus tersebut. Diantaranya melakukan surveilans (menyisir) kasus DBD di rumah sakit pemerintah maupun swasta, baik dalam dan luar wilayah Kabupaten Magelang.

“Kami juga akan melakukan koordinasi dengan puskesmas, dan dilanjutkan ke desa untuk kegiatan penyelidikan epidemiologi (PE) apabila ada laporan kasus DBD dari rumah sakit,” ujarnya.

“Apabila hasil PE dan pemantauan jentik memenuhi kriteria untuk di fogging, maka akan dilakukan fogging,” tegasnya.

Retno juga mengungkapkan  kegiatan penyuluhan tentang DBD dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) ke masyarakat oleh petugas puskesmas. “Pemantauan jentik berkala yang dilakukan oleh jumantik terutama di di wilayah endemis,” pungkasnya. (bsn)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: