Misteri Kawasan Penuh Situs Batu Berbentuk Gamelan, Akan Dijadikan Lokasi Wisata
BNews–JATENG– Di Pulai jawa terkenal banya mitos dan misteri yang tersimpan di sejumlah wilayah. Salah satunya di lawasan situs Watu Sigong di Dukuh Kroman, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten.
Karena misterinya, lokasi tersebut diwacanakan menjadi salah satu daya tarik wisata di desa setempat. Di kawasan itu, ada kumpulan batu kuno dan bentuknya menyerupai perangkat gamelan.
Kumpulan bebatuan kuno itu berada di tengah perkarangan. Nama Sigong disematkan tak lain bentuk bebatuan yang meyerupai gong. Setidaknya ada 10 batu yang bentuknya menyerupai gong. Ada satu batu yang bentuknya menyerupai tatakan saron. Satu batu lainnya menyerupai kemuncak atau puncak atap candi.
Bebatuan kuno menyerupai bentuk alat gamelan itu sudah ada di tengah perkarangan antara tanah kas desa dan tanah milik warga sejak zaman dulu. “Sejak zaman dulu lokasi batu-batu sudah ada di sana,” jelas Kepala Desa Mranggen, Miseran dikutip dari Solopos (22/1/2022).
Bebatuan itu masih menyimpan misteri. Warga tak mengetahui secara persis asal usul bebatuan tersebut. Tak hanya misteri soal asal-usul bebatuan itu. Pada malam-malam tertentu kerap terdengar suara gamelan yang diyakini berasal dari kawasan situs. Sementara, kawasan situs berada di tengah perkarangan.
“Dulu sebelum daerah itu ramai, pada malam-malam tertentu terdengar klenengan. Ya seperti suara klenengan biasa itu. Tetapi ketika dicari, tidak ada yang memainkan gamelan. Kalau sekarang karena seiring perkembangan zaman, suara klenengan sudah tidak terdengar lagi,” kata Miseran.
Miseran mengatakan Watu Sigong hingga kini masih terus dirawat dan dilestarikan warga. Belum lama ini warga dan pemerintah desa setempat membersihkan kawasan bebatuan yang kini berada di antara pekarangan ditanam pohon pepaya, pisang, serta singkong.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Kawasan Watu Sigong diwacanakan menjadi salah satu daya tarik wisata edukasi di Mranggen. Selain Watu Sigong, potensi desa lainnya yang bisa menjadi daya tarik wisata yakni Umbul Kroman. Umbul tersebut saat ini mulai dirintis menjadi objek wisata dengan penataan kawasan dan penambahan sejumlah fasilitas.
Salah satu warga Desa Mranggen, Purwantoro, 43, juga mengatakan sejak zaman dulu bebatuan tersebut tak pernah dipindah dan sudah ada di tengah perkarangan. “Sebelumnya kawasan ini tertutup bambu. Kemudian warga gotong royong membersihkan kawasan sekitar barang purbakala ini,” jelas Purwantoro.
Purwantoro juga mengakui pada malam-malam tertentu terdengar suara klenengan yang diyakni bersumber dari kawasan situs tersebut. “Biasanya saat malam lebih dari pukul 00.00 WIB,” pungkasnya. (*/solopos)