Program Ganjar Jogo Tonggo Ringankan Beban Warga Tidak Mampu dan Terdampak Covid-19
BNews—JEPARA— Gerakan Jogo Tonggo sebagai program alternatif Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah diaplikasikan di berbagai kabupaten/ kota di Jawa Tengah. Selain Kota Semarang, program yang diinisiasi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ini juga telah diterapkan di sejumlah desa di Kabupaten Jepara.
Dalam penerapan Jogo Tonggo di Desa Kandengsidialit Kecamatan Welahan, selain menekan angka penyebaran virus corona, mereka juga menggalang bantuan. Pelakunya adalah mayoritas anak-anak muda.
Desa tersebut telah membentuk relawan penanganan covid. Mereka mengumpulkan bantuan bagi siapapun untuk disalurkan kepada warga tidak mampu atau terdampak corona.
Mulai dari masker, pengadaan cairan disinfektan sampai dalam bentuk sembilan bahan pokok (sembako). Sampai saat ini, sudah 2.400 masker dan seratus paket sembako disalurkan kepada warga yang membutuhkan.
Siti Nor Alisa, seorang anggota relawan covid Kendengsidialit mengatakan bahwa masa pandemi membuat ekonomi warga menurun drastis. Rencananya, penggalangan serta penyaluran bantuan masih akan terus dilakukan hingga masa pandemi berakhir.
”Sehingga banyak warga yang membutuhkan uluran tangan. Maka di sini dibentuk relawan khusus dalam penanganan covid,” kata Siti, Senin (4/5).
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Jateng, Ganjar Kumpulkan Pengelola Laboratorium Tes PCR
Tidak ingin ketinggalan, aksi serupa juga dilakukan Karang Taruna Dhamar Boemi Desa Telukwetan di Kecamatan Welahan. Mereka menggalang bantuan untuk disalurkan kepada warga yang tidak mampu namun belum terkaver bantuan dari pemerintah.
Koordinator open donasi karang taruna tersebut, Ardi Abdi Nugroho menyampaikan, saat ini bantuan sementara yang terkumpul sekitar Rp1,8 juta dan 450 kilogram beras. Rencananya, bantuan akan disalurkan mendekati hari Lebaran Idul Fitri.
”Kegiatan kali ini merupakan langkah untuk mengaplikasikan program Jogo Tonggo,” ungkap Ardi.
”Di saat seperti ini, semua orang terdampak sehingga ingin mendapat bantuan. Open donasi ini untuk menutup mereka yang terdampak tapi tidak dapat bantuan dari pemerintah,” sambungnya.
Gerakan di desa ternyata bukan sekedar berbagi kebutuhan sembako. Seperti yang dilakukan pemuda di Desa Margoyoso Kecamatan Kalinyamatan.
Ketua pemuda setempat, Muhammad Fiki menjelaskan, para pemuda berinisiatif melakukan iuran sukarela untuk membeli cairan desinfektan dan masker.
”Iya, kami melakukan penyemprotan terutama di masjid dan musala dengan kerja bareng puskesmas. Selain itu bagi-bagi masker ke warga. Uangnya dari iuran pemuda,” pungkas ketua pemuda Muhammad Fiki, ketua pemuda setempat. (lhr/han)