Tips Awet Muda Meski Kurang Tidur dan Olahraga
BNews-KESEHATAN- Awet muda menjadi dambaan semua orang. Bukan hanya wajah yang tidak menua tapi juga tubuh yang tetap bisa menjalani hidup dengan sehat dan nyaman di masa depan.
Selama ini, tidur cukup dan olahraga selalu disebut sebagai solusinya. Tapi seorang profesor Harvard mengaku usia biologisnya bisa lebih muda 10 tahun meski kurang istirahat dan latihan fisik. Apa rahasianya?
Profesor kenamaan Harvard David Sinclair berumur 54 tahun mengungkap rahasia di balik usia biologisnya yang lebih muda.
Meski jarang olahraga dan biasanya hanya tidur enam jam sehari, tubuh David tetap sehat bahkan masih seperti mereka yang berusia 44.
Kepada GQ, pria tersebut mengaku punya rejimen untuk membalikan usia demi melawan penyakit dan penuaan.
“Aku pikir semua berpikir seperti itu di usia 20an bahwa kita kebal dengan penuaan dan penyakit dan sekarang kita tahu bahwa jam epigenetik sudah dimulai sejak lahir dan apa yang kita lakukan di usia 20 mempengaruhi umur panjang kita,” katanya.
“Usia biologis sangat merepresentasikan status kesehatan daripada lilin ulang tahun. Lilin ulang tahun tidak menunjukkan bagaimana kamu hidup dan dipastikan pastikan tidak menunjukkan berapa banyak sisa waktu yang kamu punya,” jelasnya mengenai kaitan usia biologis dan kesehatan.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Menurut David, meski sudah terlanjur melewati usia kita bisa mengembalikan kualitas tubuh bahkan sampai 20 tahun lebih muda. Selain dengan menjalani gaya hidup sehat, berikut tiga hal yang menurutnya juga penting dilakukan agar awet muda:
Konsumsi Resveratrol
Resveratrol dikenal sebagai agen antioksidan yang bisa ditemukan dalam makanan, seperti berbagai beri, kacang-kacangan hingga anggur merah.
David Sinclair sendiri mengaku mengkonsumsinya setiap pagi dalam bentuk suplemen dengan yogurt juga teh hijau. Resveratrol dapat menguatkan mikrobioma, mengurangi resiko kerusakan jaringan, meningkatkan kekuatan jantung juga suasana hati.
Tidak Sarapan
David memilih untuk tidak sarapan berat kecuali dengan suplemen, yogurt, atau teh hijau. Ia menjalani puasa intermiten selama 16 hingga 18 jam.
Dilansir Yahoo, riset menunjukkan jika rutinitas ini bisa mengurangi resiko diabetes, penyakit jantung, pikun, dan tanda penuaan lain. Tapi intermiten mungkin bukan untuk semua orang jadi pastikan jika kamu yang punya masalah kesehatan mengkonsulitasikannya dulu pada dokter.
Kurangi Gula
Ia pun memastikan tidak mengkonsumsi terlalu banyak gula dan daging merah. Profesor itu juga menghindari olahan susu dan alkohol. Di keseharian, David biasanya fokus pada makanan berbasis tanaman, termasuk nasi, almond, dan couscous. Menurutnya, menjaga makan sangat berpengaruh pada kesehatan, usia biologis, juga daya ingat.
“Ketika aku beralih pada diet baru ini, aku mendapatkan ingatanku kembali, aku dulu tidak bisa ingat nomor telepon dan nomor kunci dengan mudah, sekarang gampang. Jadi aku mendapatkan otak 20 tahunku kembali. Dulu aku pikir karena usia tapi tapi ternyata karena gaya hidup,” kata David. (*)