Ganjar Borong 10 Ribu APD Untuk Tenaga Medis Covid-19
BNews—SEMARANG— Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkesan dengan Alat Pelindung Diri (APD) yang diproduksi sebuah pabrik garmen dari bahan sisa produksi. Meski terbuat dari kain sisa, kualitas APD dan masker ini mengutamakan standar yang ditetapkan pemerintah namun dengan harga jual terjangkau.
Mengendarai sepeda, Ganjar yang penasaran menuju ke salah satu pabrik garmen yang terletak di Kawasan Industri Candi, Kota Semarang. Setiba di pabrik, dirinya melihat proses menjahit APD dan masker dari kain sisa produksi.
”Ada pabrik garmen menarik di Ngaliyan, karena mereka menggunakan kain sisa dijahit menjadi masker dan APD,” tutur dia saat mengunjungi PT Arindo Garmentama, Kamis (3/4).
Terang Ganjar, perusahaan tersebut mampu memproduksi secara massal masker dan APD dengan harga terjangkau. Sedang standar hasil produksi dari kain sisa produksi ini sudah sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah.
”Tadi mereka mengatakan siap memproduksi 10.000 APD dan mau dijual murah. Langsung saya borong semuanya,” ungkap Ganjar.
APD dan masker tersebut nantinya akan dibagikan kepada pegawai puskesmas atau layanan kesehatan lainnya. Mereka yang berada di garda terdepan, wajib mendapatkan peralatan dan perlengkapan kesehatan agar dapat melindungi diri.
”Karena mereka tidak pernah tahu, bahwa pasien yang datang berobat itu sakit atau tidak. Sehingga, mereka membutuhkan bantuan agar tetap terlindungi,” ucapnya.
Usai kunjungan ke PT Arindo Garmentama, Ganjar menerima bantuan APD sebanyak 200 buah dari perusahaan garmen PT Duniate. Bantuan tersebut diterima Ganjar di Gedung Bappeda Jateng sebelum memimpin rapat soal penanggulangan covid-19.
Imbuh Ganjar, di Jateng, terdapat banyak pabrik garmen yang sudah melakukan gerakan gotong royong. Mereka menyisihkan sebagian produksinya untuk memproduksi masker ataupun APD.
“Ini wujud bagaimana respon dunia usaha ikut berpartisipasi. Saya senang sekali karena grengseng gotong royong sekarang mulai berjalan. Semangat kebersamaan mulai nampak dan menimbulkan kesadaran. Tidak hanya pemerintah, masyarakat, tokoh agama, ulama, perusahaan dan lainnya sekarang peduli,” pungkas Ganjar. (lhr/han)