Ketika Rupiah Tak Laku di Pasar Tradisi Lembah Merapi

BNews—DUKUN—Desa Wisata Gununggono di Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang belakangan ini tengah banyak diperbincangkan.

BNews—DUKUN—Desa Wisata Gununggono di Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang belakangan ini tengah banyak diperbincangkan. Destinasi utama dari desa ini adalah Pasar Tradisi Lembah Merapi.

Meski berlokasi di puncak bukit Gununggono pasar yang buka setiap hari Minggu ini selalu ramai dikunjungi ribuan pengunjung. Salah satu keunikan pasar berkonsep ”tempoe doeloe” adalah tidak berlakunya mata uang rupiah sebagai alat pembayaran.

Model transaksi jual beli antara pembeli dengan pedagang wajib menggunakan dhono atau uang koin yang terbuat dari bambu. Untuk mendapatkan satu buah dhono, pengunjung dapat menukarkannya dengan uang sejumlah Rp 2 ribu rupiah.

”Nilai tukar satu dhono sama dengan Rp 2 ribu rupiah,” ujar Kepala Dusun Desa Bayubiru sekaligus salah satu pengelola Pasar Tradisi Lembah Merapi, Yadi, Minggu (25/2).

Yadi mengatakan, sebelum memasuki pasar, para pengunjung diharuskan menukarkan mata uang rupiah dengan dhono di tempat yang telah di sediakan. Sebab, di dalam pasar tradisi, rupiah tidak dapat dipakai alias tidak berlaku.

”Menjadi kesepakatan para pedagang tidak akan menerima pembayaran dalam bentuk rupiah,” tegasnya.

Imbuh dia, dhono hanya berlaku selama Pasar Tradisi Lembah Merapi digelar yakni mulai pukul 06.00 – 12.00 setiap hari Minggu. Dan alat pembayaran ala kekunoan tersebut tidak bisa digunakan untuk berbelanja selain di pasar tradisi.

”Jadi apabila sisa, dhono bisa disimpan dan dapat digunakan berbenja kembali di minggu berikutnya,” imbuhnya.

Salah satu pengunjung, Chika Amazella mengaku sangat tertarik dengan konsep pasar utamanya dengan dhono. Ia mengaku menghabiskan 15 dhono untuk membeli jajanan dan pernak-pernik lucu.

”Sarapan soto cukup dengan 3 dhono, jamu 2 dhono, kopi hitam 1 dhono. Benar-benar murah,” ucap warga Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang ini. (Magang2/han)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: