Mengenal Surya Pethak, Fenomena Matahari Tampak Memutih Sebabkan Suhu Dingin
BNews—MAGELANG— Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan mengenai fenomena surya pethak. Yang mana dalam ramalan Sabdo Palon Noyo Genggong disebutkan menjadi salah satu tanda akan terjadinya pralaya atau pergantian zaman.
Menurut peneliti LAPAN Andi Pangerang, surya pethak secara harfiah bermakna matahari (tampak) memutih. Surya pethak dapat dimaknai sebagai alam surya ruri atau siang hari yang temaram seperti malam hari.
”Siang hari yang dimaksud disini adlaah dihitung sejak Matahari terbit hingga terbenam,” kata Andi, seperti dikutip dari situs Edukasi Sains LAPAN, Senin (2/8/2021).
Dia menjelaskan, Sinar matahari yang biasa kemerahan ketika terbit dan terbenam akan memutih, sedangkan ketika matahari meninggi tidak begitu terik karena terhalang oleh semacam kabut awan.
“Matahari berwarna putih dan langit berwarna biru karena sinar matahari mengalami hamburan Rayleigh yang menghamburkan spektrum cahaya tampak sesuai dengan jarak yang ditempuh sinar matahari saat melalui atmosfer,” jelasnya.
Jika dikaitkan dengan fonemena surya pethak, lanjut dia, Matahari yang merona putih selama siang hari, ada kemungkinan kabut awan. Yang mana dapat menghalangi sinar Matahari melalui atmosfer Bumi.
”Dapat ditimbulkan oleh letusan gunung berapi maupun perubahan sirkulasi air laut yang dapat meningkatkan penguapan uap air,” imbuh Andi.
Dia menyebut, fenomena surya pethak ini dapat berlangsung selama 7 hingga 40 hari paling lama. Adapun efek dari surya pethak ini dapat membuat suhu permukaan Planet Bumi menjadi lebih dingin. (mta)