Mengenang Kebakaran Yogya Plaza, 400 Orang Tewas Terpanggang Hidup-hidup
BNews—NASIONAL— Mal Klender di kawasan Jakarta Timur menjadi saksi bisu Tragedi Mei 1998 silam. Mal yang sebelumnya bernama Yogya Plaza ini dulunya merupakan pasar swalayan.
Di masa penggulingan pemerintahan Orde Baru, mal ini jadi sasaran massa. Lebih kurang 400 orang tewas di dalam mal tersebut, saat warga melakukan penjarahan besar-besaran ketika krisis moneter melanda Indonesia.
Suyono (bukan nama sebenarnya), salah satu saksi sejarah yang mengingat peristiwa tragis 23 tahun silam. Ia mengatakan, penjarahan di Yogya Plaza terjadi karena adanya provokator dari beberapa kelompok pria berbadan tegap. Mereka menyuruh masuk ke dalam mal untuk melakukan penjarahan.
”Seinget Gue, kejadiannya itu jam13.00WIB. Waktu itu keadaan Jakarta emang genting. Ada emang beberapa orang di jalan ngajak untuk ngejarah Yogya,” katanya kepada Merdeka seperti dikutip Borobudur News, Kamis (20/5).
”Gue inget banget di depan Yogya tuh orang udah pada kumpul kayak semut, pada siap-siap mau ngejarah,” sambungnya.
Suyono mengatakan, puluhan petugas keamanan dan beberapa jawara membuat pagar betis hidup. Dilengkapi dengan senjata tajam yang diselipkan di bagian pinggang, mereka menghalau warga masuk ke dalam mal.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DI SINI)
Warga yang melihat ketatnya penjagaan tak menyerah. Mereka tetap menunggu waktu yang tepat untuk bisa mengambil barang-barang yang diinginkan.
”Puncaknya itu, pas denger suara tembakan. Itu gak tahu siapa yang nembak, di situ ada orang badan tegap, teriak ’Masukkk.. Ayo kita jarah…’ Warga pada panik dan berhamburan untuk maksa masuk ke dalam,” kenangnya.
”Pagar betis akhirnya jebol karena massa tuh udah gak kebendung lagi. Akhirnya petugas keamanan di situ teriak ’boleh dijarah tapi jangan di bakar’,” sambungnya mengingat ucapan itu.
Aksi penjarahan berlangsung hingga satu jam lebih. Kondisinya gelap dan tidak ada pencahayaan karena mal saat itu memang tutup sehingga sempat menyulitkan warga yang ada di dalam mal.
”Karena kondisi gelap, jadi apa aja yang dilihat yah dijarah. Udah gak mikir panjang lagi, semua pada berebutan. Dari ibu-ibu, bapak-bapak, laki, cewek, itu semua udah kayak kesurupan aja,” ucap Suyono.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DI SINI)
Suyono melanjutkan, saat orang-orang menjarah dari lantai pertama hingga lantai enam. Sementara beberapa orang justru mengumpulkan kasur dan pakaian ke tengah ruangan yang berada di lantai satu. Usai mengumpulkan barang-barang tersebut, sekelompok orang itu pun langsung menyiramkan bensin dari jeriken dan membakarnya.
”Itu badannya gede-gede semua. Udah diteriakin sama orang-orang di dalam mal, ’jangan dibakar.. jangan dibakar…’ Tapi dia justru ngancem balik. Di situ akhirnya banyak orang yang kejebak, karena lantai satu itu udah penuh api jadi pada gak bisa keluar,” paparnya.
Lebih jauh dia menambahkan, kepulan asap tebal dari lantai satu membuat beberapa orang yang berada di dalam jatuh pingsan karena sesak napas. Tidak ada akses keluar saat itu. Beberapa orang pun lebih memilih loncat dari jendela untuk keluar dan dibantu warga lainya di bawah yang menangkapnya.
”Pada loncat semua dari jendela. Untung warga di bawah juga ngebantu dengan nyiapin kasur dan nangkep pake sprei. Tapi banyak yang gak selamat karena sudah pada pingsan duluan di dalam baru kebakar,” terangnya.
Setelah api padam, terlihat lah ratusan mayat yang sebagian besar tidak diketahui identitasnya terbakar menumpuk di dalam mal Yogya Plaza tersebut. Jumlahnya sekitar 400 orang dan semuanya dalam keadaan hangus terbakar.
”Sedih banget deh kalau inget, gak kuat ngeliatnya. Kita yang selamet hanya bisa mengucap syukur aja sama Tuhan. Gak ngebayang kan kalau gue ikut kepanggang juga,” pungkasnya. (han)