Ratusan Samanera Napak Tilas Kehidupan Buddha Gautama Di Borobudur
BNews–MAGELANG-– Ratusan Samanera Sementara melaksanakan prosesi Dhutangga (Tudong) yakni perjalanan meditasi sebagai napak tilas kehidupan Sang Buddha Gautama.
Kegiatan dimulai sekitar pukul 06.00 WIB. Dengan rute perjalanan diawali dari Candi Mendut, Candi Pawon, dan berakhir di Candi Borobudur .
Sepanjang perjalanan dengan formasi satu baris, para Samanera Sementara atau calon Bikhu khusyuk memanjatkan doa-doa.
Ketua Panita Pabbaja Samanera Sementara, Fatmawati mengatakan, ketika melaksanakan perjalanan para Samanera Sementara sebagai anggota Sangha turut merenungkan sifat-sifat luhur dari Sang Buddha .
“Dhutangga atau Tudong itu bermakna sebagai anggota Sangha yang berjalan mengikuti jejak kaki Sang Buddha . Di mana, rangkaian diawali dengan mengarak patung Buddha sebagai pembuka perjalanan. Kemudian, diikuti para murid-murid Buddha atau Samanera Sementara sebagai jejak kaki sang Buddha berjalan napak tilas dari Candi Mendut, Pawon, dan Borobudur,” terangnya disela kegiatan Tudong, di Candi Borobudur , pada Sabtu (24/12/2022).
Adapun pada ritual pertama yang dimulai di Candi Mendut, diisi dengan melaksanakan Pradaksina.
Prosesi itu mengelilingi candi sebanyak tiga kali. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Candi Pawon.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Di lokasi kedua ini, para calon Bikhu diminta berbaris menghadap candi seraya berdoa kepada Sang Buddha . Sedangkan,tujuan akhir yakni Candi Borobudur sebagai lokasi puncak dari ritual ini.
Di mana, ketika memasuki Candi Borobudur tepatnya di area Marga Utama, para umat Buddha sudah bersiap menyambut kedatangan calon Bikhu.
Para umat Buddha akan melakukan tabur bunga serta mencuci kaki para Bikhu.
Fatmawati menjelaskan, tabur bunga dan cuci kaki sebagai simbol memuliakan murid- murid Buddha termasuk Samanera Sementara.
“Penaburan bunga dan cuci kaki merupakan bagian dari sejarah sejak zaman Sang Buddha. Yakni, memuliakan semua murid-murid sang Budha dengan memberikan penghormatan lewat bunga atau lainnya. Yang mana, memiliki keharuman dan wangi tanda penghormatan dari umat,” tuturnya.
Ia menerangkan, alasan memberikan penghormatan kepada anggota Sangha karena dianggap suci.
Sebab, para Sangha melaksanakan lebih banyak sila dibandingkan dengan umat pada umumnya.
Dia membuat perbandingan, jika umat pada umumnya hanya menjalankan 5 sila saja.
Sedangkan, anggota Sangha harus menjalankan lebih daripada itu.
“Kalau menjadi Sangha termasuk Samanera mereka memiliki 220 sila yang harus dipatuhi. Sila itu adalah peraturan dan tata tertib yang harus mereka jalankan selama mereka memakai jubah,”ucapnya
Ia meneruskan, prosesi Tudong menjadi tanda bahwa kegiatan Pabbaja Samanera Sementara sudah di puncak akhir.
Dirinya pun berharap, kegiatan ibadah yang berlangsung sejak 15 Desember 2022 ini, bisa memberikan makna positif baik untuk masyarakat, terlebih kepada para Samanera Sementara.
“Semoga semua mendapatkan kecerahan di dalam hati dan batin mereka. meningkatnya keyakinan terhadap Buddha Dhamma Sangha mendapatkan pelajaran sebagai murid sang Buddha . Dan, merefleksikan sifat-sifat luhur sang Budha ,” ujarnya.
Tak hanya itu, ia juga berharap, apa yang didapatkan selama pelaksanaan Pabbaja Samanera Sementara dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari para calon Bikhu.
“Ketika mereka (calon Bikhu) kembali ke kehidupan nyata sebagai seorang anak bisa menjadi anak yang berbakti. Sebagai seorang bangsa indonesia bisa lebih mencintai negara. Serta memberikan sumbangsih yang baik untuk Indonesia, dan semua masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Direktur pemasaran, pelayanan dan pengembangan usaha TWC, Hetty Herawati mengatakan, pihaknya sagat mengapresiasi kegiatan Pabbaja Samanera Sementara.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
“Ini (Pabbaja Samanera Sementara) salah satu dari sekian banyaknya inisiatif. Sebelumnya juga sudah diadakan acara full moon meditation yang rencananya akan menjadi acara reguler di Candi Borobudur ke depannya. Acara ini seperti yang kita lihat yang pertama kali dengan jumlah sebanyak 500 orang, bahkan ada juga dari mancanegara. Otomatis ini juga meningkatkan promosi terhadap Candi Borobudur ,” urainya. (*/tribun)