Sempat Vakum, Forum Rebana dan Sholawat se-Kecamatan Borobudur Magelang Bangkit Kembali
BNews—MAGELANG— Setelah bertahun-tahun vakum, akhirnya Forum Rebana dan Sholawat se-Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang bangkit kembali. Hal ini ditandai dengan berkumpulnya para pencinta rebana dan sholawat di Kampung Dolanan Nusantara, Dusun Sodongan, Desa Bumiharjo, Jumat (27/9/2024) malam WIB.
Pada tahun 2000-an, Kecamatan Borobudur pernah memiliki paguyuban sholawat dan rebana yang tergabung dalam nama Syubbanul Kirom. Dengan anggota kurang lebih 75 kelompok rebana dari dusun-dusun yang ada di wilayah kecamatan setempat.
Berkumpulnya para pencinta rebana dan sholawat tersebut berbarengan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H. Kegiatan bertajuk “Sholawat Kebangsaan Tabuh 1000 Rebana” ini dimotori oleh Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi Borobudur) MWC NU Borobudur.
Kegiatan dihadiri lebih dari 2.000 jamaah sholawat rebana yang ada di wilayah Kecamatan Borobudur dan sekitarnya. Tercatat kurang lebih 65 kelompok sholawat rebana yang berpartisipasi.
Ketua Syubbanul Kirom, Kyai Kharisudin mengajak seluruh kelompok rebana untuk kembali menghidupkan Forum Rebana dan Sholawat se-Kecamatan Borobudur. ”Salah satunya dengan menggelar sholawat rebana satu bulan sekali berkeliling di masing-masing desa,” katanya dalam rilis pers yang diterima BorobudurNews.com.
Ketua Lesbumi Borobudur, Abbet Nugroho mengatakan bahwa forum rebana dan sholawat merupakan media pemersatu bangsa dan kerukunan gotong royong antar sesama. Sehingga jami’ah sholawat dan rebana ini harus terus hidup sebagai praktik pengamalan Pancasila dan memperkuat rasa kebangsaan.
Dia juga mengajak seluruh jamaah untuk bersholawat bersama. ”Tidak hanya menjadi pendengar atau jamaah pasif. Tetapi mengikuti atau bersholawat bersama dengan niat yang tulus dari hati yang terdalam. Para peserta ada yang membawa langsung rebana dari rumah masing-masing dan ditabuh bersama-sama sebagai penghormatan kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW,” katanya.
IKUTI BOROBUDUR NEWS di GOOGLE NEWS (KLIK DISINI)
Dia menyebut, kini banyak sekali majelis-majelis sholawat yang hanya mementingkan sisi gebyar dan ramainya saja bahkan menjurus seperti konser. Sehingga ini perlu diimbangi dengan kegiatan sholawat yang berbeda, bersahaja tetapi benar-benar memiliki makna.
”Dipastikan juga tidak ada provokasi fitnah adu domba dan saling menjelek-jelekkan antar golongan untuk menjaga Indonesia tetap aman, damai dan maju,” imbuh dia.
Hadir dalam acara tersebut, DR Zastrouw Al Ngatawi dari Jakarta yang memberikan tausiyah kebangsaan. Dia mengajak seluruh jamaah untuk kembali merenungi nilai-nilai dan spirit perjuangan yang telah dilakukan oleh para wali penyebar agama Islam di Nusantara.
”Memperkuat rasa kebangsaan bisa dilakukan dengan cara apapun. Tradisi-tradisi yang sudah ada di lingkungan masyarakat kita sudah sangat Pancasilais. Jadi tidak perlu masyarakat untuk meninggalkan tradisi-tradisi baik yang sudah ada di masyarakat. Seperti sholawatan, tahlilan, manakiban, slametan, mauludan dan lain sebagainya. Karena itu sesungguhnya adalah pengamalan Pancasila. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat positif sehingga perlu diteruskan ke depannya,” paparnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua PCNU kabupaten Magelang KH. Muhammad Izzudin LC. Forkopimcam, dan tokoh-tokoh masyarakat di Kabupaten Magelang.
Camat Borobudur, Subiyanto mengucapkan selamat atas hidupnya kembali Forum Rebana dan Sholawat Syubbanul Kirom. (*)