Seru Penampilan Musik Khas Bali Hingga Papua Meriahkan Apel Kebangsaan
BNews—SEMARANG—Suasana penuh kegembiraan dan keakraban tampak di depan panggung ’Kita Merah Putih’ Jalan Pandanaran Semarang, Minggu pagi (17/3)
BNews—SEMARANG—Suasana penuh kegembiraan dan keakraban tampak di depan panggung ’Kita Merah Putih’ Jalan Pandanaran Semarang, Minggu pagi (17/3). Alunan musik tradisional khas Bali terdengar rancak mengiringi tarian Bhineka Santinata.
Penampilan kolaborasi antara alat musik Bale Ganjor dengan tarian nusantara dan band etnik persembahan dari pemuda-pemudi Parisada Hindu Indonesia menarik perhatian orang yang melintas. Ratusan warga menyemut menyaksikan gerak gemulai para penari.
Para penari berbalut busana adat dari berbagai suku dan daerah di Indonesia seperti Minangkabau, Dayak, Batak dan Jawa membawakan tarian nusantara dengan wajah sumringah. Warna-warni busana adat yang dikenakan menjadi simbol kebhinnekaan Indonesia sebagai kekayaan bangsa.
Salah satu personel Bhineka Santinata, Ni Ketut Caesaria Dewi, mengaku bangga ikut menyemarakkan pangung ’Kita Merah Putih’ di Jalan Pandanaran Semarang. Mahasiswi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang itu melantunkan lagu bertema kebhinekaan dengan iringan band etnik.
”Saya sangat mendukung acara ini karena tujuannya jelas, merawat kebhinnekaan dan sebagai simbol persatuan bangsa Indonesia,” kata Ni Ketut yang bernyayi dan menari bersama pemuda pemudi Hindu Persada Indonesia dengan busana adat dari berbagai daerah.
Penampilan paduan suara Persatuan Gereja-Gereja Indonesia Kota Semarang tidak kalah memukau. Puji-pujian rohani dilantunkan belasan warga Papua yang tergabung dalam paduan suara menambah semarak acara.
Salah seorang anggota paduan suara, Paskalina, mengaku bangga dan senang bisa tampil di panggung ’Merah Putih’ bersama warga dari berbagai pelosok tanah air. Mahasiswi Universitas Negeri (Unnes) Semarang itu tidak menyangka bisa turut terlibat pada acara bertemakan persatuan dalam kebhinnekaan tersebut.
”Dengan kegiatan ini, kami berharap persatuan akan terjaga selamanya karena dalam NKRI kita semua bersaudara,” ucap gadis dari kelompok paduan suara Gereja Gereformeerd Kota Semarang di sela acara.
Warga Fakfak Papua Barat itu mengapresiasi acara yang bertujuan merekatkan kerukunan dan persatuan bangsa. Perbedaan suku, agama, ras dan budaya di penjuru nusantara, merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga serta terus mengobarkan semangat persatuan dan kasih sayang terhadap sesama.
Sementara itu, salah satu pengunjung, Rina, merasa senang bisa menyaksikan pagelaran seni dari berbagai daerah di Indonesia. Selain tarian nusantara dengan busana adat daerah yang dibawakan para umat Hindu, nyanyian rohani umat Nasrani juga ikut meramaikan acara.
”Acara ini sangat bagus. Warga dari berbagai daerah dari beragam agama, suku dan ras bersatu mempersembahkan hiburan untuk masyarakat umum,” ucap dia. (lhr/han)