Simulasi New Normal, 41 Hari Ngopi Gratis Kopi Krinjing Kajoran
BNews–KAJORAN– Sudah berjalan 21 hari program ngopi gratis sebagai program 41 hari simulasi new normal di Desa Krinjing Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Mereka menggelar evaluasi sekaligus promosi kopi khas lereng sumbing tersebut kemarin malam (21/10/2020).
Sekdes Krinjing, Ahmad Aziz mengatakan bahwa pihaknya melakukan evaluasi di hari ke 21 ini bertempatan pada tanggal 21 Oktober 2020 memang disengaja. “Kami bersama warga lakukan evaluasi program new normal ini sudah sejauh mana keberhasilannya,” katanya.
Untuk proses evaluasi kali ini, pihaknya mengangkat tema “Memayu Hayuning Bawono”. “Teman tersebut berarti memperindah dunia atau membuat dunia semkain indah atau canti. Tentunya melalui kopi khas Desa Krinjing,” imbuhnya.
Aziz mengungkapkan juga, bahwa sudah 21 hari dari 41 hari program simulasi new normal ini berjalan. Berbagai kegiatan dilakukan para petani kopi di kebun mereka.
“Kegiatan selain melakukan perawatan juga warga menggelar ritual berbagai kopi atau sedekah kopi. Dan kegiatan ini akan berlangsung selama 41 hari, ini baru dapat 21 hari,” ungkapnya.
Dia menjelaskan niatan ritual sedekah kopi ini dengan maksud agar warga yang berkebun kopi ini bisa memberikan manfaat juga bagi sesama. Khususnya warga di sekitara Desa Krinjing dan Kabupaten Magelang pada umumnya.
“Ini juga sebagai sarana promosi kopi kami akan masyarakat lebih mencitai produk kopi lokal Magelang. Dan regenerasi petani kopi bisa berjalan secara turun temurun, sehingga perekonomian warga terbantu,” paparnya.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (kLIK DISINI)
Aziz mengaku juga mengundangan perwakilan BUMDES Ngargoretno Kecamatan Salaman dalam acara evaluasi ini. “BUMDES Ngargo Inten dari Ngargoretno merupakan desa saudara dalam pengembangan pariwisata soal kuliner desa kami. Khususnya soal kopi, sehingga mereka diundang untuk sharing-sharing,” tandasnya.
Sementara Nasopi, selaku Tokoh Masyarakat sekaligus pelopor kopi krinjing mengatakan bahwa kegiatan baik sedekah kopi ini akan terus dilakukan setiap tahunnya. Hal ini agar masyarakat mencintai produk kopi lokal.
“Dan acara evaluasi dan diskusi peringatan 21 hari ini juga dihadiri dari Lembaga Pendidikan Perkebunan dari Yogyakarta. Dimana mereka yang juga menyampaikan soal budidaya dan perawatan kopi pasca panen,” pungkasnya. (bsn)