Ternak Musang Jenis Pandan, Pemuda Magelang Ini Raih Omset Jutaan Rupiah
BNews–MAGELANG– Seorang pemuda di kawasan sentra budidaya ikan ini memilih usaha yang berbeda dengan para tetangganya. Ia lebih memilih beternak hewan yang tak biasa, yakni musang.
Ia adalah Septiawan Prasetyo warga Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Ia sedang tekun menggeluti usaha ternak musang jenis pandan.
Disebuah halaman saming rumah, Wawan sapaan akrabnya ini memang sedap bau seperti daun pandan. Ternyata itu bukan daun pandan sumbernya, melainkan musang miliknya yang berada ada di beberapa kandang.
Musang-musang milik Septiawan sebagian besar ditempatkan di kandang kayu dan bambu yang dibikin bersekat. Sebagian lagi di kandang besi. Satu kandang diisi satu musang. Kecuali musang yang masih bayi, musang dewasa yang sedang dikawinkan, dan indukan dengan anak yang masih menyusu.
Wawan, sapaannya, tertarik pada musang pandan sejak 2008. Awalnya hanya punya tiga. Hasil membeli pada pemburu. Dia lantas menekuni dan menjadikannya sebagai usaha. Dari tiga ekor itu, kini Wawan memiliki 35 ekor musang pandan.
Ketika koran ini keliling melihat satu per satu hewan ini, mereka tampak tenang. Paling hanya menggerakkan kepala dan memerlihatkan mata bulat mereka. Bahkan, ada yang tetap tenang dalam posisi tidurnya. Tidak ada yang bersuara. Keberadaan mereka tercium hanya dari baunya yang mengudara.
Wawan lantas mengeluarkan satu ekor musang pandan yang menurutnya paling jinak. Warnanya hitam tapi tidak cukup pekat. Bau pandannya harum sekali. Kata Wawan, usianya 9 tahun.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Wawan menggendong hewan lucu itu dan meletakkannya pada sebuah tiang setinggi kurang lebih 75 cm. Ketika Wawan mengeluarkan sebuah pisang, mulut si musang mangap-mangap. Menampakkan taring-taringnya yang tajam.
Ketika Wawan menggerak-gerakan pisang itu ke udara, si musang turut menggerakkan kepala dan badannya. Namun usai sepersekian detik, Wawan menyuapinya juga. Keduanya tampak bersahabat.
Menurut Wawan, merawat musang pandan sangatlah mudah. Bahkan, lebih mudah ketimbang merawat kucing. Terutama soal pakan.
Musang pandan tergolong pemakan segala. Wawan pun menyiapkan tiga jenis makanan. Untuk pakan sehari-hari, dia memberi nasi dengan campuran pakan anjing sebanyak tiga kali. Sebagai selingan, dia sesekali memberi daging dan buah.
“Buah apa saja doyan, tapi diutamakan yang manis. Minumnya air putih. Kalau dikasih susu bisa mencret. Kecuali yang masih bayi. Sampai usia 3 bulan harus diberi susu formula bayi untuk nutrisi,” kata Wawan dilangsir dari Jawa Pos Radar Semarang.
“Asupan tambahannya paling minyak ikan sebulan sekali. Atau obat cacing karena kadang cacingan,” imbuhnya.
Dengan asupan campuran nasi dan pakan anjing, dalam sehari Wawan hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 15.000 hingga Rp 20.000 untuk semua musang pandan miliknya. Suatu nominal yang murah dan tidak merepotkan. Padahal, harga jual musang pandan cukup menjanjikan.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Satu ekor musang pandan normal bisa laku hingga Rp 700.000. Sementara musang pandan dengan kelainan gen bisa terjual belasan hingga puluhan juta. Harga jual sefantastis itu tidak tergantung ukuran maupun usia. Namun lebih tergantung coraknya.
“Kalau yang punya corak warna putih bersih, bisa laku Rp 8 juta. Ada juga yan Rp 15 juta. Kalau yang ini Rp 8 juta,” ujar Wawan sembari menunjuk musang yang kaki belakangnya memiliki corak putih.
“Selain corak harga jualnya bisa tinggi karena karakter dan anatomi tubuhnya. Ini kan ada kontesnya. Saya punya musang yang ditawar orang Rp 20 juta tapi belum saya kasih,” kata Wawan sambil nyengir.
Dalam setahun Wawan bisa menjual hingga 10 ekor musang. Pelanggannya paling banyak dari Jakarta. Dia memasarkannya melalui grup pencinta musang di Facebook. Melihat prospeknya menjanjikan, Wawan bertekad mengembangkan peternakannya. (*)