Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Tradisi Grebeg Pisang Peringati Maulid Nabi di Bandongan

BNews—BANDONGAN—Ada yang unik dan menarik dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Dusun Jetak Desa Sidorejo Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang ini (20/11). Pasalnya mereka mengadakan acara grebeg pisang sebagai kegiatan rutin tiap tahunnya.

 

Warga secara berbondong-bondong membawa hasil bumi berupa pisang ke Masjid Dusun. “Hal ini sebagai salah satu rutinitas warga disini untuk memeriagkan kelahiran Nabi Muhammad SAW,” ungkap Kh. Masduki, 65 sebagai salah satu tokoh masyarakat yang dituakan disana.

 

Dalam satu wadah penuh pisang dan jajanan pasar masyarakat mebawanya dan berkumpul di masjid. Sebelum acara grebeg pisang dilaksanakan, masyarakat juga melaksanakan Shalawat Nabi, berjanji, Diba’an, dan Djanel sebagai salah satu warisan kabudayan masyarakat bernuansa religius tanpa meninggalkan syariat islam.

 

“Sebagai umat muslim kita wajib untuk memeriahkan kelahiran Nabi Agung Muhammad SAW, dan warisan yang sudah ada sejak dulu ini harus tetap kita jalankan. Hal ini dilaksanakan agar masyarakat tahu pada zaman dahulu leluhurnya juga secara bersama-sama memeriahkan maulud kanjeng Nabi dengan cara seperti ini,” imbuhnya.

 

Dusun Jetak yang terdiri dari 200-an kepala keluarga ini tak satupun tidak ikut berpartisipasi dalam memeriahkan acara ini. Setelah semua prosesi dilaksanakan dan doa bersama masyarakat secara bersama-sama menggrebeg pisang yang sudah dikepung masyarakat.

 

Sementara ketua Karang Taruna Dusun Jetak, Umarudin, 40, menambahkan bahwa dirinya sejak kecil sampai dewasa kegiatan ini memang rutin di laksanakan sebagai adat tradisi peninggalan leluhur. “Masyarakat juga cukup senang dan antusias mengikuti kegiatan ini, selain untuk beribadah tentunya rasa guyup rukun warga juga terbangun terus,” katanya.

 

“Harapanya untuk kegiatan ini kedepan bisa dijadikan wisata budaya tanpa meninggalkan segi religiusnya, dan bisa dinikmati masyarakat umum tidak hanya warga Dusun Jetak saja,” pungkasnya.(bsn)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!