Berikut Asal Usul Weton Jawa dan Cara Menghitung Neptu

BNews–MAGELANG– Weton menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti hari lahir seseorang dengan pasangannya. Maksud pasangannya ini adalah Legi, Pahing, Pon, Wage dan Kliwon menurut penanggalan jawa.

Weton bisa juga disebut sebagai kalender Jawa atau penanggalan Jawa. Hal ini merupakan sistem penanggalan yang digunakan oleh Kesultanan Mataram dan berbagai kerajaan pecahannya serta yang mendapat pengaruhnya.

Penanggalan ini memiliki keistimewaan karena memadukan sistem penanggalan Islam, sistem Penanggalan Hindu, dan sedikit penanggalan Julian yang merupakan bagian budaya Barat.

Jadi weton merupakan kolaborasi dari penanggalan tersebut.

Dosen Pendidikan Bahasa Jawa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS), Dr. Djoko Sulaksono, M.Pd. menjelaskan lebih lanjut mengenai weton Jawa.

“Weton berasal dari kata wetu+an. Weton bisa berarti hari kelahiran, dalam tradisi masyarakat Jawa, weton atau hari kelahiran diperingati 1 kali dalam selapan dina atau 35 hari sekali,” katanya.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Djoko menjabarkan weton dibuat berdasarkan hari Saptawara, Minggu-Senin dan Pasaran. Untuk pasarannya yaitu Pancawara yakni legi, paing, pon, wage, dan kliwon. Nama hari atau pasaran itu sendiri memiliki nilai, yaitu :

  1. Senin nilainya 4
  2. Selasa nilainya 3
  3. Rabu nilainya 7
  4. Kamis nilainya 8
  5. Jumat nilainya 6
  6. Sabtu nilainya 9
  7. Minggu nilainya 5

Pekan yang terdiri atas lima hari ini disebut sebagai pasar oleh orang Jawa dan terdiri dari hari-hari:

  1. Legi nilainya 5
  2. Paing nilainya 9
  3. Pon nilainya 7
  4. Wage nilainya 4
  5. Kliwon nilainya 8

Orang Jawa pada masa pra-Islam mengenal pekan yang lamanya tidak hanya tujuh hari saja, tetapi dari dua sampai 10 hari. Pekan-pekan ini disebut dengan nama-nama dwiwara, triwara, caturwara, pañcawara (pancawara), sadwara, saptawara, astawara dan sangawara.

Zaman sekarang hanya pekan yang terdiri atas lima hari dan tujuh hari saja yang dipakai. Tetapi di pulau Bali dan di Tengger, pekan-pekan yang lain ini masih dipakai.

Djoko mengatakan orang Jawa biasanya menggunakan weton ketika akan khitan anak, menikah, membuat rumah, menempati rumah, dan lain sebagainya. Weton dipakai sebagai dasar menentukan kapan sebaiknya menggelar hari-hari istimewa tersebut.

Sedangkan perhitungan dalam menentukan ramalan jodoh atau pasangan hidup, kata Djoko harus seseorang yang ahli tentang masalah ini. Dan orang yang bisa seperti ini mempunyai ‘laku’ atau cara tersendiri. (*/bsn)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!