Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Buka- Bukaan Curhat di Medsos : Dalam Pandangan Psikologi

BNews–OPINI-– Mendengar kata curhat yang terlintas dipikiran kita adalah mengeluhkan sesuatu yang kurang menyenangkan. Ya walaupun kadang ada curhat dalam hal yang menyenangkan pula.

Pada era digital seperti sekarang ini buku diary bukanlah andalan bagi setiap orang untuk membagikan keluh kesahnya. Media sosial (medsos) menjadi solusi anak jaman now untuk meluapkan segala curahan hatinya.

Media sosial menjadi ladang bagi setiap orang untuk mengumbar atau menceritakan tentang dirinya, keluarganya, temannya atau siapa pun. Dengan mereka curhat di media sosial tersebut tidak selamanya akan memberikan solusi atas apa yang dia curhatkan.

Justru kadang terhadap orang yang tidak suka terhadap kita bisa jadi malah mengumpatnya. Jadi lebih hati-hati dan bijaklah ketika kita menggunakan media sosial.

Seorang psikolog Analisa Widyaningrum mengatakan bahwa media sosial (medsos) adalah suatu tempat yang bahaya untuk mengungkapkan suatu permasalahan yang dianggap pribadi.

Dia berpendapat bahwa menceritakan sesuatu hal yang pribadi di media sosial ada sisi baik dan buruk jika dilihat pada bahasa yang digunakan serta respon dari berbagai pihak.

Menurut Analisa, ketika sesorang sedang mengalami hal yang negatif maka dia akan terdorong untuk berbuat negatif pula, ini menurutnya hal yang wajar. Nah, jadi terlihat jelaskan kalau media sosial juga merupakan pendorong bagi seseorang untuk berbuat sesuatu, mungkin itu baik atau buruk.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Sebenarnya ada fenomena apa saja yang terjadi ketika seseorang curhat di media sosial jika dilihat dari pandangan psikologi?

Diambil dari tayangan Liputan 6 Talks episode  “Salah Bersosmed, Awas Gangguan Mental”, psikolog Arina Megumi M.Psi; yang menyatakan bahwa mengumbar masalah pribadi dimedia sosial dapat berbahaya.

Hal ini karena berpengaruh terhadap kehidupan pribadi yang diketahui oleh banyak pihak. Nah jadi jelas kan, kalau memang menurut psikolog telah memperjelas; bagaimana jika kita terbiasa curhat di media sosial.

Biasanya,  seseorang yang curhat pada media sosial berkeinginan mencari perhatian  ataupun dukungan dari orang lain. Mungkin karena orang tersebut merasa terpojokkan atau merasa kurang perhatian dari orang lain.

Kalau dilihat ketika kita curhat dimedia sosial pastinya bakalan banyak orang yang tahu masalah pribadi kita; dan dengan mudah mereka akan berkomentar atas apa yang mereka baca sesuai dengan pandangan mereka.

Jadi kita tidak perlu cerita sana sini untuk menarik perhatian banyak orang terhadap masalah kita. Cukup membaca dari apa yang kita curhatkan pada media sosial tersebut dan semua orang bebas beranggapan ataupun berkomentar.

Dengan kemudahan tersebut menjadi salah satu faktor penyebab orang lebih banyak curhat di media sosial dibanding dengan diary atau orang yang dipercayanya.

Faktor lainnya yaitu tidak adanya teman atau sahabat di dunia nyata yang dapat menjadi teman curhat; tidak mampu mengkomunikasikan perasaan secara langsung, menginginkan perhatian dari orang lain atas masalahnya; merasa dia lebih bebas dalam cerita ketika tidak berhadapan langsung dengan orang lain, dan masih banyak lagi alasan yang lain.  

Kalau begitu, baik tidak curhat di media sosial itu?

Nah, sekarang kita bahas apakah curhat di media sosial itu baik atau tidak. Dari penelitian yang dilakukan Martin, mereka juga mendapat laporan bahwa 100 persen orang yang curhat online merasa lebih rileks.

Perasaan ini sebenarnya tidak berlangsung lama, karena dengan kita curhat yang seperti itu justru bikin emosi seseorang sulit mereda dan akhirnya akan berakibat buruk dalam jangka panjang.

Selain itu dari pandangan Psikolog Bannet, dia punya klien yang mengaku dia malah merasa semakin marah setelah melampiaskan emosi dan membaca kekesalan orang lain di media sosial. Ini artinya kalau cara seperti ini dapat merusak secara emosional. Bennet lebih menganjurkan untuk curhat secara langsung dengan teman dekat daripada di media sosial, karena ini memang lebih baik untuk kesehatan kita. Lantas, bagaimana kalau kita tidak ada orang untuk diajak curhat? Dari penelitian yang dilakukan oleh Bushman menunjukkan kalau kita tidak melakukan hal apapun dalam dua menit saat kita marah, kekesalan kita akan berkurang. Jadi kita harus take it easy sejenak buat mengalihkan perasasaan kita untuk tidak membagikan persasaan kita di media sosial.

McNaughton-Cassill juga memberikan pendapatnya bahwa orang itu harus lebih pintar dalam membagikan suatu hal di media sosial. Sehingga, kalau kita mau curhat hal-hal yang kurang tepat nantinya berefek pada kesehatan kita. Memang kadang baik jika kita melampiaskan perasaan kita, yang penting caranya tepat saja.

Selanjutnya ada cara nih buat kalian untuk bisa mengatasi emosi negatif yang muncul tanpa harus curhat di media sosial. Cara ini mungkin lebih baik dan sehat buat kita agar kita lebih bijak saat melakukan sesuatu.

Pertama, tutuplah media sosial, coba meditasi instead of curhat online. Kurangilah untuk terlalu fokus pada handphone kalian. Coba untuk meditasi sebagai alternatif buat kalian. Meditasi adalah salah satu cara supaya kalian bisa lebih tenang sama emosi yang dirasakan.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Kedua, ganti waktu curhat di media sosial dengan kegiatan positif. Kegiatan yang dimaksud disini adalah kegiatan apapun yang sekiranya dapat membantu mengurangi perasaan negatif kalian.

Ketiga, lebih baik proaktif daripada curhat di media sosial. Kadang-kadang suatu masalah dapat terselesaikan jika kalian ada tindakan buat mengatasi sumbernya.

Keempat, curhat sama orang terpercaya, jangan curhat di media sosial. Jadi memang sudah sangat disarankan buat curhat dengan orang yang dipercaya daripada dengan media sosial ya. Tapi kalau tidak ada yang dapat dipercaya gimana? Ok solusinya kalian cari orang yang profesional seperti psikolog. Curhat dengan psikolog juga menyediakan benefit tambahan seperti diajari cara komunikasi yang baik, tips-tips untuk mengatasi masalah, memperluas pikiran dengan insight baru dan masih banyak lagi.

Jadi, curhat dengan media sosial mungkin lebih baik kalian pikir-pikir ulang ya, karena dari pandangan keilmuan ini kurang disarankan dan memang kurang sehat. Ingatlah bahwa apa yang diunggah di media sosial akan membuat orang memiliki persepsi tertentu tentang diri kita. Jadi, Jika kamu tidak menemukan cara yang tepat untuk mencurahkan isi hati atau keluhan hidup yang membebani, akan jauh lebih baik kalau kamu konsul ke psikolog daripada curhat ke sembarang orang atau di sembarang tempat, apalagi media sosial. 

Penulis :

Nama lengkap: LILIH WITJATI

Jurusan : PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

PASCA SARJANA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!