Daftar 10 Perusahaan Transportasi Online Gulung Tikar di Indonesia
BNews–NASIONAL— Di awal kemunculannya, industri ride-hailing atau transportasi online disambut baik di Tanah Air. Masyarakat merasa terbantu dengan proses pemesanan yang praktis, sehingga mobilitas pun lebih efektif dan efisien.
Melihat potensi ini, banyak pemain lokal yang mencoba peruntungan di pasar ride-hailing. Sayangnya, saat ini banyak yang sudah gulung tikar.
Saat rilis, TopJek menawarkan tarif murah tanpa promo, dengan fitur unggulan chat room, yang kala itu belum ada di aplikasi milik Gojek dan Grab.
Mereka juga membatasi pengemudi hingga 10.000 driver dengan seleksi ketat. Meski terlihat menjanjikan, nyatanya Topjek tidak bisa bertahan.
Berikut beberapa pemain ride-hailing yang akhirnya bangkrut dan tutup, dirangkum berbagai sumber, Selasa (9/5/2023).
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Call Jack
Calljack merupakan aplikasi ride hailing lokal asal Yogyakarta. Layanan mereka sama dengan Gojek/Grab, dengan dua opsi layanan Calljack dan O’Jack. Sayangnya nama mereka hilang bak ditelan bumi.
LadyJek
LadyJek menjadi salah satu ride hailing yang sempat menggemparkan menjadi ojek online dengan pengemudi wanita untuk kaum wanita. Dengan hampir 3.300 pengemudi, LadyJek terlihat sukses saat itu. Namun akibat keterbatasan modal, mereka juga harus gulung tikar.
Ojekkoe
Ojekkoe sempat memiliki 500 orang mitra pengemudi, sebelum akhirnya tidak aktif. Padahal Ojekkoe menjadi ride hailing yang dirilis sebagai bagian dari tugas akhir pendirinya, Katon Muchtar, di mana layanan mereka hanya memungut biaya minim Rp 2.500 per hari untuk mengantar penumpang.
Bangjek
Aplikasi ini melayani beragam kebutuhan. Selain transportasi online dengan motor dan mobil, juga layanan antar-jemput pelanggan, pesan makanan, pengiriman paket, bahkan online shop.
Sayangnya, layanan ini tampak sudah terbengkalai. Situsnya sudah rusak, tetapi aplkasinya masih bisa diinstal di PlayStore. Namun, kurangnya maintanance membuat aplikasi ini ditinggalkan.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Uber
Uber angkat kaki dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia pada 2018. Sejak itu mereka menjual seluruh bisnis kepada Grab, sehingga mitra pengemudi Uber banyak yang berpindah ke platform Grab atau bahkan Gojek.
Blujek
Saingan terbesar Gojek dan Grab ini juga gulung tikar. Berbeda dengan kedua ride hailing tersebut, Blujek mengenakan warna biru dan memiliki armada cukup besar saat itu.
OjekArgo
OjekArgo sudah tidak aktif sejak 2017. Berbeda dengan aplikasi lain, dahulu pelanggan yang membutuhkan layanan ride hailing ini hanya perlu instal aplikasi dan tidak perlu mendaftarkan diri atau membuat akun di aplikasinya.
Ojesy
Layanan transportasi online ini punya target pasar yang sama dengan Ladyjek, yakni penumpang perempuan. Berasal dari Surabaya, Ojesy didirikan oleh Evilita Adriani dan Reza Zamir dengan nama Ojek Syar’i Surabaya pada 10 Maret 2015.
Kendati lebih khusus untuk perempuan dan anak-anak, namun Ojesy masih melayani pengguna laki-laki. Syaratnya, penumpang berusia tak lebih dari 8 tahun. Ojesy bertahan hingga 4 tahun hingga akhirnya tutup pada 2019 lalu.
Omjek
Tak cuma melayani kebutuhan transportasi online, Omjek juga bisa digunakan untuk pembayaran online. Beroperasi di Pangkalan Banteng, Kalimantan Tengah, Omjek akhirnya pun harus tutup karena tak mampu bersaing dengan pemain besar. (*)