Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Daftar Empat Makam Ulama Besar di Magelang yang Ramai Peziarah

BNews—MUNGKID— Wisata religi di Magelang banyak dijumpai adalah makam makam ulama dan wali Allah. Setiap harinya banyak didatangi peziarah.

Borobudurnews mencoba mereview empat lokasi wisata religi di Magelang. Semuanya adalah makam ulama besar.

1. Syeh Subakir dari Gunung Tidar

TIDAR : Wisata Religi makam Syeh Subakir di puncak bukit tidar kota magelang (Foto:internet)
TIDAR : Wisata Religi makam Syeh Subakir di puncak bukit tidar kota magelang (Foto:internet)

Pada zaman dahulu di yakini bahwa gunung tidar adalah tempat tinggalnya para jin hingga tidak ada satu pun manusia yang tinggal di daerah hutan tersebut. Karena setiap ada manusia akan menjadi mangsa para jin. Kiai semar merupakan jin yang sangat seran dan kejam dia selalu memerintahkan anak buahnya untuk memakan manusia yang berani menginjakkan kaki di daerah gunung tersebut.

Konon pusatnya tanah jawa di gunung tidar,karena di situlah paku bumi di tancap kan dan menjadi markas setan dan jin kafir.

Beberapa kali orang timur tengah di utus untuk berdakwah di tanah jawa namun sayang mereka gugur dan akhirnya di utuslah wali sembilan periode 1 dan syeh subakir termasuk dari salah satu tersebut.

Syeh subakir berasal dari iran yang mendapat utusan dari sultan muhammad 1 untuk berdakwah di pulau jawa dan memperluas agama islam. Beliau ke pulau jawa membawa beberapa orang namun mereka tidak bisa bertahan hidup selama 40 hari.

Syeh subakir pun kembali ke timur tengah untuk mengambil tombak sakti yang di beri nama kiai sepanjang. Tidak lama kemudian beliau datang kembali ke pulau jawa dan beberapa pasangan.

Setelah sampai di sekitar gunung tidar beliau bersama rombongannya menginap sementara di desa trunan dalam arti sebagai turun temurunya pasangan mereka.

Syeh subakir pun naik ke atas gunung tidar sambil membawa tombak sakti dan menancapkan di puncak  untuk bertawasul supaya para jin tersebut bisa kalah. Dan muncul rasa panas setan dan jin pun kepanasan lalu lari menuju arah timur tepatnya di gunung Merapi yang di yakini masih angker sampai sekarang dan ada juga lari ke alas Roban.

BACA JUGA : Indahnya Keberagaman, SMK PL Muntilan Gelar Lomba Baca Al Kibab dan Al Quran

Setelah itu di bukalah Magelang yang aman tanpa ada gangguan makhluk halus. Dan tombak kiai sepanjang di kubur puncak gunung tidar.

2. Mbah Siroj Payaman

Merupakan ulama’ pada zaman dahulu beliau hidup waktu indonesia masih di jajah. Beliau bertempat tinggal di Desa Payaman,Kecamatan Secang Kabupaten Magelang.

Menurut sejarah waktu penjajahan belanda gunung Merapi mau meletus orang belanda pun kebingungan. Dan mereka mencari cara agar gunung tersebut tidak menjadi meletus,tetapi mereka memerintah anak buahnya untuk mencari mbah sirojd dan supaya mendoakan letusan gunung tersebut tidak terjadi.

Alhamdulillah doa tersebut allah swt kabulkan dan sejak itu mbah sirajd mendapat gelar nama Romo Agung oleh belanda. Karena berhasil gunung Merapi tidak meletus.

Pada tahun 1948 belanda menyerang dan membabi buta desa payaman tepatnya di masjid agung karena mereka mencari mbah sirojd yang di kenal pimpinan santri pejuang. Orang-orang belanda melempari granat ke atas masjid namun tidak di sangka granat yang di lempar tersebut menjadi batu kecil ketika jatuh ke tanah.

Hingga mbah sirojd dapat melarikan diri dan beberapa santri di desa sanden yang beberapa kilometer saja. Sebelum menjadi ulama’ besar di Magelang mbah sirojd belajar di kota Mekkah bersama almarhum mbah dalhar yang merupakan pendiri sekaligus pimpinan pondok pesantren Watu Congol Gunungpring,kecamatan Muntilan,Magelang dan almarhum KH Hasyim asyari pimpinan pondok pesantren Tebu Ireng Jombang.

Terkabulnya doa mbah sirojd di kaitkan dengan rutinitas pembacaan kitab sohih bukhori. Dan sampai sekarang rutinitas tersebut masih di lakukan oleh cucu dari mbah srojd yaitu KH minanurrohman ansori sebagai pendiri juga pengasuh. Dalam pondok pesantren sirojul mukhlasin 2 pembacaan kitab tersebut di lakukan setiap sabtu pon sampai sekarang ini.

BACA JUGA : Sahabat Perempuan Magelang Desak Sahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

3. Mbah Dalhar

MUNTILAN: Wisata Religi Makam Mbah Dalhar di Gunungpring Muntilan (Foto : INternet)
MUNTILAN: Wisata Religi Makam Mbah Dalhar di Gunungpring Muntilan (Foto : INternet)

Tidak hanya sebagai teman mbah sirojd di kota Mekkah,beliau juga ulama’ besar di Magelang pada zaman dahulu. Mbah dalhar berasal dari Watu Congol,Gunungpring,Muntilan,Magelang. Beliau lahir 10 Syawal 1286/12 januari 1870. Nama mbah dalhar kecil yaitu nahrowi pemberian orang tuanya.

Pada era perjuangan,para pejuang kawasan Magelang,yogyakarta,Kedu dan Banyumas datang ke pesantren mbah dalhar untuk meminta doa. Mbah dalhar memberikan asma’, ijazah kekebalan tubuh dan bambu runcing yang sudah di beri doa.

Menurut kisah bahwa ketika melawan pasukan belanda para pejuang di mudah kan oleh allah swt semua itu tidak lupa dari doa ulama’ Magelang dan semangat yang gigih mengawal kemerdekaan republik indonesia.

Mbah dalhar menjadi jaringan ulama nusantara dan rujukan keilmuan,sufisme dalam tradisi pesantren. Beliau wafat pada 23 ramadhan  8 april 1959 dan di kebumikan di pemakaman gunungpring,Muntilan.

4. Mbah KH. Chudlori

Chudlori lahir di Tegalrejo,Magelang,jawa tengah dari pasangan muhammd ikhsan dan murijah. Setelah lulus pada sekolah dasar pada zaman belanda mbah chudlori kecil dikirim ke pesantren di payaman yang di asuh oleh mbah sirajd. Ia belajar di sana hanya 2 tahun. Setelah itu ia meneruskan di koripan di bawah asuhan kiai abdan.

Tahun 1928 beliau berpindah lagi ke pondok pesantren tebu ireng yang di asuh oleh KH. Hasyim Asyari di sana beliau berbagai macam kitab kuning.

Setelah beberapa keluar masuk pesantren lagi mbah chudlori menikahi putrinya mbah dalhar,ia sempat mengajar di pesantren mertuanya itu tapi beliau memiliki cita-cita mengajar di kampung halamannya. Akhirnya beliau bermujahadah meminta petunjuk kepada allah swt untuk tujuannya tersebut.

Setelah mujahadah beliau meminta izin kepada mertuanya.setelah mendapat izin beliau pulang ke kampung halamannya dan mendirikan pesantren di tegalrejo.

Namun kala itu ada menyutujui dan yang menolak tetapi mbah chudlori tetap santai menangani peristiwa tersebut. Nama pondok pesantren mbah chudlori yaitu API ( asrama perguruan islam),beliau mendapat saran dari teman seperjuangannya.

BACA JUGA: Penelitian : Menangis di Malam Hari Bisa Turunkan Berat Badan

Ketika agresi militer belanda pondok pesantren api merupakan benteng perjuangan . Untuk mempertahankan kemerdekaan.

Namun belanda mengetahui hal tersebut dan di bakar habis pesantren tersebut. Keluarga dan para santri mengungsi ke desa sebelah. Kemudian pada tahun 1949 di bangun lah kembali pesantren tersebut,tetapi kali ini di bantu warga yang simpati.

Dan santri bertambah banyak.pada tahun 1977 ia memiliki santri 1500 di tahun tersebut berkembang pesat namun ketika itu pula beliau di panggil yang kuasa.

Dapat kita simpul kan sobat bahwasanya mereka yang berjuang hanyalah untuk anak cucunya supaya bisa tenang saat beribadah.

Nah itulah empat review terkait wisata religi untuk ajaran Islam di wilayah Magelang. Semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan, dan semua kembali pada diri kita masing-masing. (bsn)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!