Kisah Balita Tertidur Selama Satu Tahun Viral di Media Sosial, ini Penyebabnya
BNews–NASIONAL– Kisah pilu datang dari seorang balita berusia 18 bulan yang viral di media sosial. Namanya Shaka, dimana dirinya tertidur selama satu tahun dan masih hidup.
Shaka diketahui berasal dari daerah Madura Jawa Timur. Kisahnya viral setelah sebuah videonya diunggah di aplikasi Tik Tok dengan nama akun @Shaka_17.
Balita tersebut tidak bisa beraktivitas secara normal seperti anak seusianya. Dia hanya bisa tidur. Bahkan makan dan minum pun dilakukan sambil tidur.
Dalam video yang viral itu tampak ibu Shaka menceritakan sang anak yang tertidur selama setahun.
Video itu kemudian viral dan dibagikan sejumlah akun Instagram, termasuk @infojatim, Minggu (19/7/2020). Shaka selalu diajak beraktivitas oleh keluarganya, namun tak menunjukkan perubahan apapun.
Keluarganya pun telah memeriksakan kondisinya ke dokter. Ternyata bocah yang telah tidur selama setahun itu didiagnosis mengidap sleeping beauty syndrome atau sindrom putri tidur.
Berbagai usaha telah dilakukan keluarga untuk menyembuhkan Shaka. Bahkan rukyah pun menjadi jalan alternatif untuk mengembalikan keadaan Shaka seperti sedia kala, tetapi hasilnya nihil.
DOWNLOAD MUSIK KEREN (KLIK DISINI)

Shaka pernah dibawa ke pengobatan tradisional Ningsih Tinampi. Namun usaha itu belum berhasil lantaran pada saat itu Shaka tidak bisa bertemu dengan Ningsih Tinampi.
Sindrom Putri Tidur
Dihimpun dari berbagai sumber, sindrom putri tidur merupakan kondisi neurologis langka. Gejalanya berupa episode tidur berlebih yang terjadi berulang disertai gangguan kognitif serta perilaku pada saat terjaga.
Orang yang mengalami kondisi ini umumnya tidur sekitar 12 hingga 24 jam per hari dan hanya bangun untuk makan atau ke kamar kecil. Kasus orang mengidap sindrom putri tidur di Indonesia bukan kali pertama terjadi.
Pada 2017 lalu seorang remaja 13 tahun asal Banjarmasin, Siti Raisa Miranda, juga mengalami hal yang serupa. Adapun penyebab dari sindrom ini belum diketahui secara pasti. Namun, kelainan yang timbul akibat kondisi ini kemungkinan disebabkan kerusakan pada hipotalamus dan thalamus di otak. (*/Lubis)