Kisah Inspiratif Pemuda Difabel Asal Secang Jadi Pengusaha Sukses di Magelang
BNews—BOROBUDUR— Ditengah keterbatasan yang dimiliki, Fauzan, 35, memiliki semangat yang luar biasa untuk meraih impian. Pria yang karib disapa Ozzy ini bahkan mampu menginspirasi dan membantu banyak orang.
Ozzy merupakan penyandang disabilitas asal Dusun Ledok, Desa Pirikan, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Penampilan khasnya mengenakan kemeja dan peci topi yang dinamai ’enthu’ serta tas yang selalu ia bawa saat berpergian.
Walaupun memiliki keterbatasan fisik pada kakinya, ia terlihat bersemangat untuk menjalani hidup dan membantu terhadap sesama. Kejadian yang menyebabkan kakinya saat ini mengalami ketimpangan saat berjalan bermula pada peristiwa saat dirinya masih kecil. Sejak saat itu, sarafnya di tubuh bagian belakangnya terganggu hingga pertumbuhannya jadi tak wajar.
”Ketika itu saya sedang bermain ayunan bersama kakak di bawah pohon. Mungkin karena diayunkan terlalu kencang, saya terjatuh. Ketika dibawa ke dokter saya mengalami kerusakan tulang pinggul dan sampai sekarang masih terasa sakit,” ungkapnya kepada Borobudur News, Sabtu (1/8).
Sempat mengalami berbagai cobaan dan dianggap sebeleh mata oleh orang-orang karena keterbatasan fisik, dirinya tetap semangat. Bahkan ia kuliah sampai lulus Strata 1 di salah satu perguruan tinggi di Jogjakarta dalam kurun waktu tahun 2009-2013.
Ozzy juga menjadi guru les Matematika tingkat SD sampai SMA untuk anak-anak di desanya. Ia memiliki 50 siswa sampai saat ini dan tidak mematok biaya alias alias dibayar sukarela.
”Selain pendidikan akademik, ada juga pendidikan karakter, hingga menggali potensi pada siswa melalui psikologi,” ucapnya.
”Walaupun kondisi seperti ini, saya berusaha memberikan sumbangsih kepada negara. Pada dunia pendidikan dengan kemampuan yang saya bisa,” sambungnya.
Selain itu, dirinya juga pernah bekerja di salah satu perusahaan tekstil di Semarang kala itu. Saat bekerja di Semarang, ia pernah mengalami kecelakaan.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (Klik di sini)
”Saya kerja di Semarang, setiap harinya saya laju Secang-Semarang. Ketika itu, saya pulang kerja pada malam hari dijemput Bapak saya, kemudian motor saya tabrakan dengan mobil pengangkat barang di Pucang,” tuturnya.
Ia menceritakan awal mula terjun di dunia fashion secara tidak sengaja. Tepatnya pada tahun 2014 ia mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja (BKL) di Semarang.
”Waktu itu pelatihan sablon kaos, desain kaos, sablon digital maupun manual serta souvenir,” ungkapnya.
Sejak itu, Ozzy berusaha membuka usaha clothing yang saat ini bernama OzzClothes. Modal usaha ini dirogoh dari kocek pribadinya. Hasil dari memberikan les di desa dengan modal awal lima juta rupiah.
Kini usaha sablon kaosnya terus berkembang. Sebulan omsetnya rata-rata mencapai tiga juta rupiah. Walau ia memiliki keterbatasan fisik, kini ia sudah memiliki belasan karyawan yang bekerja untuknya dan mayoritas karyawannya dalam kondisi fisik yang normal.
Tak hanya itu, berkat kemampuannya dirinya di undang mengikuti pameran clothing oleh Disnakertrans di Jakarta pada 2016 silam. Ia tak ingin menggapai impian sendirian. Rekan rekannya sesama difable dirangkul. Dia kemudian bersama sama membangun komunitas UMKM difable.
Anggotanya orang-orang yang lahir dengan kekurangan. Mereka sepakat berjuang bersama. Saling menopang. Saling menguatkan.
Ozy mengatakan, setiap orang sudah punya kelebihan masing-masing. Dan harus mempunyai karakter dan berprinsip mandiri dengan kemampuan yang dimiliki.
”Apapun cobaan dan rintangan harus dihadapi dengan Semangat dan tetap menjalani. Kuncinya Tetap Semangat!!,” tegasnya. (rur)