Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Kisah Iswanto, Lestarikan Tatah Sungging Wayang Kulit

BNews—MAGELANG— Salah satu seniman asal Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Yulius Siswanto hingga kini masih menggeluti bidang “tatah sungging” atau mengukir dan mewarnai  tokoh wayang dalam selembar kulit.

Yulius Siswanto atau yang akrab disapa Iswanto sudah belajar tentang wayang sejak kecil. Bermula saat dirinya membantu temannya untuk menyungging (mewarnai wayang).

“Dari kelas 1 SMP mulai nyungging yang difasilitasi ketua Pepadi Magelang. Nah, saya sekolah nyambi nyungging wayang,” ungkap Iswasto belum lama ini.

Dia menjelaskan, ketika dulu menjelang lulus SMK, dirinya mendapatkan kesempatan belajar menatah dan menyungging di daerah Blimbingan Yogyakarta dengan Dalang Sukarji. Ia pun tertarik dengan karya dalang tersebut, karena Ki Sukarji melakukan tatah sunggih dengan sembilan pahat Wayang sementara pahat wayang kulit membutuhkan 30 pahat.

“Awalnya saya melihat sambil belajar. Namun, perlahan mulai membeli kulit kerbau untuk belajar. Waktu itu saya membuat dua wayang yaitu Setyaki dan Jolosutro. Karena masih belajar, saya hanya sukses menyelesaikan salah satunya,” jelasnya.

Iswanto yang juga merupakan dalang ini mulai bergerak untuk regenerasi dengan merangkul rekan-rekan yang mau belajar menyungging wayang kemudian memahat. Ilmu yang diberikan itu pun tak dipungut biaya, semata-mata demi melestarikan budaya bangsa.

“Wastro lungset ing sampiran yaitu adanya kemampuan yang tidak dibagiakan akan hilang,” ujarnya.

Salah satu upaya pelestarian budaya yang Iswanto lakukan adalah melukis mural atau lukisan tembok berupa tokoh wayang pada tahun 2020 lalu di tempat tinggalnya. Dengan mengajak anak-anak muda dan tercetuslah nama “Kampung Mural Wayang”. Harapannya di masa yang akan datang, dusun tempat tinggalnya menjadi Kampung Mural Wayang. (*)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!