Kuda Lumping, Kesenian atau Hanya Atraksi Magic?

BNews-OPINI- Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan kesenian, berwujud benda maupun tak benda, salah satunya yaitu Kesenian Kuda Lumping. Seperti yang kita ketahui, Kesenian Kuda Lumping telah ada sejak lama meskipun setiap daerah memiliki versinya sendiri; Kesenian Kuda Lumping sudah menjadi budaya cukup populer di Indonesia.

Kesenian Kuda Lumping termasuk warisan budaya tak benda, yang memiliki fungsi sebagai penghubung antar komunitas; pertunjukan ritual, dan ekspresi seni. Biasanya Kesenian tersebut akan dipentaskan di lapangan terbuka yang sudah diberi remahan kayu / pasir ataupun langsung diatas tanah. Pementasan Kesenian Kuda Lumping di beberapa daerah dipentaskan saat merti dusun atau sebagai hiburan saat ada orang menikah.

Kesenian ini menggunakan rotan berbentuk kuda (namun tanpa kaki) untuk menciptakan ciri khas dalam pertunjukannya. Kuda Lumping dimainkan oleh 2 orang (minimal) hingga 8 orang laki-laki, tetapi sekarang sudah banyak pemain Kuda Lumping yang seorang perempuan. Bukan hanya orang dewasa yang dapat menjadi pemain dalam kesenian tersebut, tetapi anak-anak juga terkadang berminat menjadi pemain Kesenian Kuda Lumping.

Sayangnya, walaupun dalam kesenian tersebut terkadang diperankan oleh anak-anak, beberapa adegan dalam Kesenian Kuda Lumping tidak ramah untuk dipertunjukkan kepada anak-anak, karena terdapat atraksi yang tidak pantas untuk ditonton, tidak pantas disini maksutnya terdapat unsur kekerasan dalam atraksinya.

Atraksi pemain yang menaiki kuda dari anyaman bambu kerap kali menjadi sorotan penonton yang mungkin baru pertama kali menyaksikan pertunjukkan Kesenian Kuda Lumping, mereka kerap bertanya-tanya apakah hal tersebut benar-benar bisa disebut kesenian atau memang tersisipkan unsur magic di dalamnya.

Kesenian Kuda Lumping yang berkembang di berbagai daerah di Jawa, bukanlah hiburan konvensional. Kesenian ini juga memiliki dimensi dunia lain yang kuat.

Selama pertunjukkan, sering terjadi peristiwa yang mengejutkan dimana orang-orang tiba-tiba pingsan, kemudian bangkit, dan telah dirasuki oleh jin yang telah dipanggil oleh dukun melalui ritual, kemudian para pemain seolah-olah akan terhubung dalam gerakan mengikuti irama musik yang dimainkan.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Peristiwa ini menunjukkan bahwa gerakan Kuda Lumping adalah bentuk keahlian yang menguraikan apresiasi dunia lain yang mendalam dan penuh penghayatan dari para pendahulu kepulauan Indonesia.

Seperti yang sudah dikatakan diatas, dalam Kesenian Kuda Lumping terdapat atraksi magic setelah para pemain kerasukan oleh Jin yang dipanggil oleh seorang dukun. Yang menarik, jika pemain sudah kerasukan cukup lama, terkadang hal tersebut akan “ditularkan” ke penonton.

Biasanya penonton akan bertepuk tangan sampai salah satu pemain merasa terpanggil dan mengejar penonton tersebut lalu melakukan kontak fisik; seperti menyentuh tangan, terkadang ada penonton yang memang sudah “mempunyai bawaan”; jadi tanpa kontak fisik dengan pemain pun dia bisa kerasukan, dan pada akhirnya, penonton tersebut ikut bergabung menari; ataupun melakukan atraksi magic dengan pemain Kuda Lumping yang sudah dirasuki terlebih dahulu.

Atraksi magic yang dimaksud adalah atraksi seperti berjalan ataupun memijakkan kaki diatas kaca yang sudah dipecahkan; menjadi beberapa bagian atau berlajan diatas bara api, selain itu terdapat atraksi lain, yang mana para pemain; memakan bunga maupun memakan serpihan kaca, serta melakukan hal lain yang cukup membahayakan.

Saat para pemain kerasukan dan melakukan atraksi magic akan diawasi oleh dukun yang telah “berkomunikasi” dengan jin, jadi dukun tersebut juga akan menyadarkan pemain dengan cara mengeluarkan jin dari tubuh pemain kesenian tersebut. Setelah sadar, para pemain tidak akan merasakan kesakitan walaupun memakan pecahan kaca / menginjakkan kaki diatas kaca.

Oleh karena itu, jawaban dari pertanyaan masyarakat yang pertama kali menonton “apakah Kuda Lumping merupakan kesenian atau atraksi magic” adalah Kuda Lumping termasuk kesenian yang tersisipkan atraksi magic didalamnya karena dalam Kesenian Kuda Lumping akan diiringi ritual pemanggilan jin untuk merasuki para pemainnya. Pemanggilan jin difungsikan untuk merasuki para pemain yang mana nantinya akan melakukan atraksi magis tergantung kepada jin yang merasukinya.

Penulis : Asrilia Putri Sholicha, Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd.

About The Author

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: